Sekelompok pemuda dan masyarakat di Dusun Bungkandang, Desa Ketawang Laok, Kecamatan Guluk-Guluk, Kabupaten Sumenep, Minggu, 21 Mei 2017, melakukan praktik pembuatan Pupuk Cair Organik guna pemberdayaan dan pengembangan pertanian keberlanjutan di kediaman Kiai Syihabuddin.
Acara tersebut diinisiasi oleh sekelompok pemuda yang tergabung dalam Rumah Baca Indonesia (Rumah Baca ID) dan tokoh masyarakat yang juga didukung dan dihadiri oleh Panji Taufiq, Ketua Tanfidziah PCNU Sumenep serta beberapa Pengurus PCNU Sumenep lainnya.
Kiai Syihabuddin mengatakan, tujuan acara ini diadakan untuk pemberdayaan petani yang ingin belajar mengolah pertanian organik.
“Tapi, hari ini kita mulai dengan dasar-dasar dalam mempersiapkan pertanian organik,” ucapnya.
Sebelum bertani, tentu yang harus dipersiapkan dahulu adalah hal-hal dasar seperti cara membuat pupuk, mengolah media tanah, dan cara pembibitan hingga penanaman.
“Hari ini, kita belajar itu dulu (membuat pupuk cair organik-red), sembari kita tanya proses-proses selanjutnya dalam mempersiapkan pertanian organik pada pembimbing kita nantinya,” terangnya.
Sementara itu, menurut Panji Taufiq, selaku pendukung acara ini mengatakan, bahwa praktik pembuatan pupuk organik sangat mudah, namun yang sulit pengembangan pertanian berbasis organik secara berkelanjutan.
“Selama ini, kita (petani-red) sudah menerapkan pola bertani instan, bukan seperti bertani zaman dahulu yang penuh dengan proses,” katanya.
“Jangan terbawa arus teknologi yang cenderung sangat tinggi pembiayaannya serta perawatannya selagi kita mampu menekan proses bertani agar lebih efisien dan sederhana,” ungkapnya.
H Rusni, pembicara sekaligus pembimbing pada kesempatan tersebut menegaskan, bertani organik itu cukup sederhana.
“Yang rumit itu, karena kita tidak mengetahui cara dan prosesnya. Jika sudah tahu, saya katakan lebih mudah, hemat, dan hasilnya lebih menguntungkan,” tegas Rusni yang selama ini sebagai pegiat pertanian organik di Kabupaten Sumenep.
Rusni juga menjelaskan, pertanian berbasis organik lebih mudah dan menguntungkan jika mengetahui cara dan teknik pengembangannya.
“Banyak orang berasumsi jika pertanian organik itu sulit, itu salah. Yang jelas bagi saya pertanian organik itu lebih murah dan efisien jika dibandingkan dengan pertanian non organik,” tegasnya.
Dalam kesempatan tersebut dia juga mengajak hadirin untuk mengubah pola bertani supaya tidak selalu mempunyai sifat ketergantungan terhadap teknologi yang cenderung konsumtif. Bahkan pihaknya siap membantu apabila dibutuhkan.
“Jika saudara-saudara butuh bantuan tentang pengembangan pertanian organik kedepannya, saya siap membantu,” pungkasnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H