Indonesia merupakan negara maritim yang memiliki luas perairan begitu besar, menjadikan Indonesia sebagai lahan potensial sektor kelautan dan perikanan.
Dengan luas perairan sekitar 3.257.483 km2 (belum perairan Zona Ekonomi Eksklusif [ZEE]), dengan garis pantai mencapai 81.497 km2 yang merupakan garis pantai terpanjang di dunia. Jika ditambah dengan ZEE, maka luas perairan Indonesia mencapai sekitar 7,9 juta km2, atau 81 persen dari luas keseluruhan (Sumeber: yahoo answer).
Dengan begitu, menandakan bahwa Indonesia sebagai negara maritim terbesar di dunia, sangat berpotensi menghasilkan perikanan yang sangat besar. Menjadi maklum jika wilayah perairan Indonesia selalu di “ganggu” oleh pelaku Illegal Fishing, yang selama ini nyaman dengan kekurang mampuan Indonesai dalam mengawasi kawasan maritimnya.
Namun, dalam menjaga kedaulatan negara, akhir-akhir ini Indonesia sangat gencar melakukan pengawasan sektor maritim untuk menindak tegas para pelaku Illegal Fishing tadi.
Tidak segampang negara maju memang dalam penanganannya, akan tetapi, Indonesia sudah mulai membuktikan kesadarannya, bahwa potensi perairan Indonesai jika dikelola dengan baik akan membawa keuntungan yang luar biasa besar bagi bangsa dan negara ini.
Katakan Perang!
Kebijakan Susi Pujiastuti, sebagai Menteri Kelautan dan Perikanan menyatakan “perang” terhadap para pelaku Illegal Fishing merupakan langkah konkret pemerintah dalam melindungi nelayan dan menjaga kedaulatan negeri ini.
Apresiasi terhadap keseriusan pemerintah dalam menindak pencurian ikan oleh nelayan asing, merupakan langkah berani yang ditunjukkan demi melindungi nelayan dari gangguan pelaku pencurian. Selain itu, kedaulatan negeri ini juga ikut terselamatkan dengan adanya penindakan secara tegas yang dilakukan.
Tren positif yang dilakukan oleh pemerintah untuk menjaga maritim negeri ini dari para pencuri ikan juga harus diimbangi dengan langkah nyata pemerintah dalam menjaga batas-batas perairan.
Indonesia sudah harus fokus pada persiapan kapal-kapal penjaga perairan yang siap respon apabila ada kapal asing melanggar batas perairan dan masuk tanpa izin.
Insiden penangkapan kapal pelaku Illegal Fishing yang terjadi Minggu, 20 Maret 2016 kemarin, menandakan jika Indonesia masih belum mampu menghalau dan menindak secara tegas pelaku pelanggaran batas maritim, namun sangat dimaklumi, karena memang menurut kabar, Indonesia kalah secara ukuran kapal yang bertugas sebagai penindakan dibandingkan dengan kapal petugas perairan asing yang memberikan perlindungan terhadap pelaku Illegal Fishing.
Menjadi pelajaran yang berharga dan bermanfaat bagi Indonesia, dimana, untuk selanjutnya diharapkan tidak terjadi lagi hal-hal seperti demikian.
Jika mau menjaga kedaulatan negeri ini, penjagaan batas perairan Indonesia juga harus ditingkatkan dan dievaluasi. Sejatinya, kekuatan penjagaan juga menjadi pertimbangan utama, karena jika insiden seperti kemarin terjadi kembali, maka sudah pasti akan terus berlanjut seperti demikian.
Tidak akan pernah memberikan efek jera bagi para pelaku Illegal Fishing dalam melancarkan aksinya, apalagi mereka secara ukuran kapal saja sudah jauh lebih besar. Dengan kejadian kemarin, pemerintah harus segera merespon agar kejadian tersebut tidak terulang berkali-kali.
Sudah seharusnya Indonesia tidak boleh diganggu, selain sebagai negara maritim terbesar, Indonesia adalah negara yang merdeka. Jadi, kami bagian dari rakyat Indonesia mendukung penindakan secara tegas para pelaku Illegal Fishing, kita akan perang melawan pelaku Illegal Fishing! Merdeka!!!
Ahmad Fairozi, Suka menulis dan membaca.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H