Mohon tunggu...
Ahmad Fairozi
Ahmad Fairozi Mohon Tunggu... Swasta -

Pendiri Rumah Baca Indonesia (Rumah Baca ID), Suka menulis dan membaca

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Pra Pelatihan, Pelaksanaan dan Pasca Pelatihan Kader Dasar

28 Februari 2016   05:10 Diperbarui: 28 Februari 2017   22:02 2884
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Selain itu, proses kegiatan dalam masing-masing penyampaian materi juga jarang dianalisa, semisal, cara moderator membuka jalannya suatu materi yang hendak disampaikan, narasumber yang akan menyampaikan materinya dan model diskusi atau tanya jawab yang dirancang. Efektivitas forum dengan rancangan gaya duduk, dan penunjang lainnya seperti spidol, papan atau kertas plano serta pengkondisian peserta yang melanggar peraturan pada saat penyampaian materi sedang berlangsung.

Lagi-lagi, berdasarkan sejauh mana hasil analisa yang hendak dicapai oleh penyelenggara PKD terhadap keinginan untuk dapat berhasil sesuai dengan harapan dan tujuan dilaksanakannya PKD itu sendiri. Keperluan untuk mempersiapkan dengan konsep seluruh rangkaian pelaksanaan PKD adalah hal yang wajib dilakukan. Karena konsep adalah ide atau pengertian yang diabstrakkan dari peristiwa konkret. Artinya, dengan sulitnya proses pelaksanaan kegiatan yang hendak dilakukan perlu untuk di regionalkan (di khususkan) agar mudah dalam mencapainya.

Fasilitator atau orang yang menyediakan fasilitas atau penyedia fasilitas juga jarang yang mumpuni, karena komitmen penyedia fasilitas merupakan salah satu untuk menjadikan PKD agar lebih baik, tidak logis jika penyedia fasilitas tidak kompeten dalam kerja pelaksanaan yang hendak dilakukan. Ini merupakan salah satu masalah paling klasik dalam setiap proses penyelenggaraan kegiatan, baik formal, informal maupun nonformal. Panitia dan fasilitator harus dievaluasi sebagai bagian dalam merumuskan konsep agar rancangan yang dibuat mudah untuk dicapai.

Karena saking susahnya menyelenggarakan kegiatan formal tersebut, maka diperlukan kerja sama antar seluruh elemem agar ketercapaian pelaksanaan PKD yang kurang memuaskan dapat teratasi dan berjalan sesuai dengan perencanaan. Jika hanya bermodalkan semangat untuk melaksanakan PKD tanpa adanya kajian mendalam mengapa perlu mengadakan PKD, itulah letak kekeliruan mendalam yang berakibat pada fatalnya sistem kaderisasi yang hendak dicapai. Jadi, PKD tidak sebercanda kata semangat yang terlontar, namun lebih dari guyonan seperti demikian. Juga berlaku pada tahapan-tahapan selanjutnya.

Tahapan Follow Up PKD

Follow Up PKD adalah kegiatan informal yang diselenggarakan setelah kegiatan formal berupa PKD. Tujuannya untuk meneguhkan komitmen PMII sebagai organisasi gerakan serta untuk membangun kesinambungan antar kader dan tetap berjalan sebagaimana kesepakatan dalam pembahasan follow up di PKD. Selain itu, juga sebagai media untuk melakukan pendalaman materi dan mempraktekkan materi-materi yang didapatkan selama pelatihan.

Dalam Follow Up, bisa dibentuk kelompok-kelompok kecil (small group) yang beranggotakan antara 5-10 orang agar memudahkan fasilitator untuk melakukan pendampingan secara intensif. Pengelolaan dan managerial small group ini harus diserahkan langsung kepada peserta sebagai media untuk uji coba terhadap keseriusan dan tanggung jawab, baik dalam konteks pribadi maupun organisasi. Misalnya kegiatan insidental seperti bakti sosial, penyikapan isu-isu di kampus atau di Kota Malang dan lainnya, atau bisa diisi dengan desain kegiatan yang telah direncanakan (Modul Kaderisasi PC PMII Kota Malang, 2015: 19).

Disinilah kader terdorong untuk berjuang memperbaiki diri (tazkiyatunnafs), dan menjadikan PMII sebagai organisasi yang kondusif untuk orang lain (anggota, dan masyarakat) untuk memperbaiki diri bersama-sama. Dengan terwujudnya kader militan yang mempunyai komitmen dan moralitas sebagai dasar kemampuan kader secara praksis, maka kader dengan sendirinya akan terpanggil melakukan Amar Ma’ruf Nahi Mungkar.

Pengkristalan tujuan organisasi di PMII kemudian dikenal dengan format profil PMII, yaitu Trilogi PMII (Tri Motto, Tri Khidmat, dan Tri Komitmen). Citra diri sebagai makhluk Ulul Albab yang senantiasa haus akan ilmu pengetahuan akan mendorong kader untuk mencapai tujuan organisasinya. Menjaga tradisi shadaqah fatihah setiap diselenggarakannya majlis, khotmil qur’an, dakwah, kajian, diskusi dan tradisi lainnya yang baik dan bermanfaat.

Penutup

PKD merupakan kegiatan formal yang penting dan berpengaruh bagi keberlanjutan organisasi. Mana kala kegiatan tersebut tidak maksimal dilakukan dan direncanakan dengan baik, maka kemungkinan besar hasilnya pun demikian, karena lagi-lagi saya tegaskan bahwasanya PKD tidak sebercanda kata semangat yang terlontar, namun lebih dari guyonan seperti demikian.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun