Pemuda dan Nasionalisme terhadap Identitas Nasional
Pemuda adalah seorang yang berada dalam fase pembentukan karakter, jati diri dan menjadi generasi penerus dalam suatu masyatakat guna menuju ke arah yang lebih baik. Pemuda juga memiliki peranan yang penting dalam suatu negara yakni sebagai unsur kemajuan bangsa, generasi penerus, mensukseskan pembangunan nasional serta meneruskan budaya dan tradisi di Indonesia.
Sebagai generasi penerus, pemuda memiliki tanggung jawab terhadap negaranya yakni:
- Menjaga harga dan martabat bangsa.
- Menjaga nama baik negaranya di mata dunia.
- Mempertahankan Identitas Nasional.
- Mengamalkan nilai-nilai Pancasila dalam bermasyarakat.
Dewasa ini, tidak sedikit dari kalangan pemuda yang mengacuhkan Identitas negaranya sendiri. Mereka asing dengan bahasanya sendiri, adat, tradisi bahkan jati diri bangsa. Ironisnya, pemuda saat ini semakin gencar untuk mengikuti perkembangan zaman, sehingga banyak diantara mereka melupakan kewajibannya sebagai generasi penerus yakni mempertahankan Identitas Nasional bangsa.
Nampaknya nilai-nilai nasionalisme belum tertanam dalam sebagian hati pemuda, sehingga mereka lebih memilih individualis dari pada nasionalis. Jika terus di biarkan, hal ini secara tidak langsung akan menjadi penghambat suatu negara untuk mempertahankan jati diri bangsanya. Negara akan kekurangan generasi penerus yang nasionalis, sosialis, dan produktif.
Pandangan hedonisme juga menjadikan pemuda melupakan identitas nasional bangsanya. Mereka beranggapan dengan kesenangan yang mereka peroleh dapat merubah kualitas hidup. Hal ini menyebabkan pemuda cenderung konsumtif, sedangkan negara Indonesia membutuhkan generasi yang produktif dan kreatif.
Pemuda dalam perannya mempertahankan jati diri bangsa, hendaknya:
- Mempertahankan budaya dan tradisi.
- Menguatkan rasa ke-Bhinneka Tunggal Ika an.
- Menanamkan rasa nasionalisme sebagaimana yang tercantum dalam falsafah negara Indonesia sila ke-3 yang berbunyi “Persatuan Indonesia”.
- Bangga menggunakan produk dalam negri.
- Menguatkan identitas daerahnya.
Di era digital sekarang ini, pemuda banyak menemukan informasi dan gaya hidup melalui media sosial. Menemukan berbagai macam trend masa kini, demam K-POP, dan westernisasi sudah menjadi hal yang lumrah di kalangan pemuda Indonesia. Apabila hal ini tidak di bentengi dengan sikap nasionalisme, tentunya akan menggerus Identitas Nasional bangsa ini.
Pemuda cenderung mengikuti pola hidup kekinian. Penguatan nilai sila ke-3 Pancasila yang berbunyi “Persatuan Indonesia” perlu dilakukan agar pemuda saat ini tak lupa dengan jati diri bangsanya.
Miris memang jika melihat pemuda saat ini yang tidak peduli dengan negaranya sendiri. Mereka ingin Indonesia menjadi negara maju, akan tetapi tindakan dan pengamalan terhadap Pancasila sangat minim. Apalagi di tambah dengan acuhnya pemuda terhadap budaya negara Indonesia. Mestinya dengan kecanggihan teknologi saat ini, pemuda dapat mengkolaborasikan budaya nasional dengan kemampuan mereka berteknologi agar tercipta suatu karya yang dapat di terima oleh semua orang di berbagai kalangan.
Adapun cara yang dapat dilakukan pemuda dalam berteknologi, akan tetapi tidak melupakan identitas nasional bangsanya:
- Melestarikan budaya di samping menggunakan teknologi masa kini.
- Menanamkan rasa nasionalisme di era digital sekaran ini.
- Menjunjung tinggi rasa persatuan dan kesatuan di tengah merebahnya media sosial.
- Tidak menganggap budaya bangsa adalah sesuatu yang monoton ataupun jadul.
- Mampu mengaplikasikan teknologi modern dengan budaya dan tradisi yang sudah ada.
Sebagai generasi penerus, pemuda harus lebih bijak dalam menggunakan media sosial dan mengikuti perkembangan zaman saat ini. Pemuda juga harus kreatif dan mampu bersaing diranah Internasional mengingat semaikn canggihnya teknologi masa kini. Hal ini dilakukan sebagai wujud mempertahankan dan memajukan negara Indonesia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H