Mohon tunggu...
Faiqoh El Himmah
Faiqoh El Himmah Mohon Tunggu... Lainnya - Believe, dream will come true

Biology Education Student.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Kertas Tisu, dan Dampaknya bagi Lingkungan

21 Desember 2020   07:06 Diperbarui: 21 Desember 2020   07:43 3611
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Untuk meminimalisir penggunaan tisu dan mengurangi limbah tisu di lingkungan, tentu kita harus senantiasa bersikap bijaksana. Tidak harus menggunakan tisu, kita juga bisa menggunakan alat lain yang lebih efisien dan ramah lingkungan, misalnya sebisa mungkin menggunakan handuk atau sapu tangan sehabis cuci tangan. Jika terpaksa harus menggunakan tisu, gunakan secukupnya. 

WWF Indonesia pernah mengkampanyekan gerakan #30clapschallenge, yaitu gerakan 30 kali tepuk tangan setelah mencuci tangan. Tujuan dari gerakan ini adalah untuk mengurangi penggunaan alat pengering tangan seperti tisu, karena mampu mengurangi air sebanyak 80% pada tangan yang basah setelah mencuci tangan, sehingga penggunaan tisu menjadi tidak perlu lagi. 

Selain itu, kegiatan penanaman pohon atau reboisasi mempunyai arti penting bagi kelestarian alam, karena sebagaimana yang kita tahu pohon dapat menghasilkan oksigen yang dapat mencegah global warming. Dari cara-cara tersebut, diharapkan masyarakat dapat terus tersadar bahwa pentingnya menjaga lingkungan hidup di sekitar kita, karena apa yang kita perbuat untuk alam, maka kita juga akan mendapatkan hasilnya dari alam. 

Jika kita menuai kebaikan di alam, maka alam pun senantiasa akan memberi kemanfaatan yang baik bagi kita. Namun, jika kita melakukan suatu keburukan pada alam, maka kita sendirilah yang akan merasakan akibatnya. Oleh karena itu, bijaklah kepada alam, agar kelestariannya dapat senantiasa terjaga.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun