Novel yang dikemas dalam fabel dengan judul Animal farm ini, ditulis oleh George Orwell. Novel ini terbit pertamakali pada tahun 1945 dan sekarang sudah cetakan ketujuh. Novel yang bergenre satir ini berhalaman 144 halaman dan diterbitkan oleh benteng pustaka di kota Sleman, Yogjakarta. Tapi jangan khawatir novel ini sudah diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia yang diterjemahkan oleh Bakdi Soemanto
Goerge Orwell memiliki nama asli Eric Arthur Blair yang lahir pada 25 juni 1903 dari orang tua kelahiran Inggris di Motihari, Bengal, India. Dia menyebut keluarganya sebagai kelas menengah-atas-bawah. Orwell beberapa kali pindah kota. Saat di London ia bekerja sebagai pengajar. Penerbit Victor Gollancz menugaskan Orwell mengunjungi kota-kota seperti Lancashire dan Yorkshire yang memiliki banyak pengangguran. Kemudian pada 1936 ia pergi ke Spanyol untuk berperang. Dari pengalaman itulah Orwell memiliki kekayaan pengalaman, sehingga dapat menceritakannya dalam beberapa karya sastra dan membuat dirinya terkenal di seluruh dunia.
seperti judulnya, Animal Farm berlatar sebuah peternakan hewan di Inggris. Gitu aja. Gak lah. Cerita ini bermula ketika Major, seekor babi tua yang disegani, mengumpulkan semua binatang di peternakan. Dalam pertemuannya itu, ia menceritakan visinya tentang sebuah dunia yang mana semua binatang berkuasa atas dirinya sendiri.
Binatang bukan lagi menjadi budak penghasil uang untuk manusia. Binatang akan mampu menyanggupi keperluannya sendiri tanpa campur tangan dari manusia. Namun, untuk mewujudkan visinya itu, harus ada suatu pemberontakan! Ya, yaitu pemberontakan binatang terhadap manusia. Pemikiran Major ini kemudian diolah ke dalam sebuah pandangan yang disebut Binatangisme.
Ideologi major ini, diterima oleh semua penghuni perternakan. Akan tetapi tiga hari setelah pertemuan, Major meninggal saat sedang tidur. Pemberontakan itupun dilanjutkan oleh dua babi muda, Snowball dan Napoleon.
Ternyata pemberontakan itu benar terjadi. Bahkan, terjadi tanpa diduga dan lebih cepat dari yang pernah dibayangkan oleh penghuni perternakan. Akhirnya, seperti yang diimpi-impikan, para binatang berhasil menjatuhkan kekuasaan manusia di peternakan itu.
Peternakan ini kemudian dipimpin oleh dua babi cerdas penerus Major, yaitu Snowball dan Napoleon. Namun, hari demi hari, bulan demi bulan, dan musim demi musim ternyata banyak timbul berbagai masalah yang menghampiri peternakan itu.
Masalah tak hanya datang dari luar saja, namun juga dari dalam. Di bawah tekanan manusia yang terus mencoba untuk mengambil alih kembali peternakan, para binatang juga dibuat bersitegang dengan perseteruan dua pemimpin mereka: Snowball dan Napoleon.
Tapi, apa yang bisa diharapkan dari dualisme kekuasaan? Yang ada hanyalah perpecahan dan kekacauan. Dan mau tak mau salah satu harus disingkirkan! Apapun caranya!
Itulah sedikit ringkasan buku Animal Farm. Saya sangat tertarik untuk meresensi novel yang satu ini, karena saya ingin semua orang membacanya. Buku ini akan merubah cara berpikir seseorang terhadap realita politik yang terjadi.
Ya, Konflik yang ditawarkan dalam buku Animal Farm memang sangat menarik. Pertikaian antara Snawball dan Napoleon justru menyebabkan kebingungan dikalangan penghuni perternakan. Perbedaan pendapat dan pandangan membuat kedua penguasa ini saling sikut menyikut.
Orwell menggambarkan realitas politik kekuasaan ke dalam dunia binatang sungguh mengesankan. Tak hanya itu, Orwell juga berhasil menciptakan berbagai karakter dengan sifat uniknya masing-masing. Akan ada binatang yang akan membuat pembaca gemas, geram, dan miris. Karakter-karakter tersebut dikembangkan dengan sangat luar biasa oleh Orwell. Sehingga, sukses memberi warna tersendiri untuk jalan cerita dan kesan tersendiri untuk pembacanya.
Cerita juga dibangun dengan perlahan-lahan tapi pasti. Walau tak dapat dipungkiri, bab akhir terasa sedikit terburu-buru. Untungnya, paragraf penghabisan berhasil membuat kesan yang mendalam dan juga merangkum keseluruhan cerita dengan baik.
Ya, Animal Farm memang novel yang melintasi zaman. Tak berlebihan rasanya jika saya katakan novel yang satu ini akan terus dibaca untuk beribu tahun kedepan. Tak hanya menjadi cerminan sejarah kelam, novel ini juga bias menjadi cerminan untuk masa kini dan mendatang. Novel ini dapat dinikmati segala umur dengan penafsirannya masing-masing.
Jika yang membaca novel ini ialah siswa SD. Mereka akan mengira Animal Farm hanya berkisah tentang binatang jahat dan binatang baik. karena novel ini memang dinarasikan dengan bahasa yang mudah dipahami.
Dan bagi kamu yang sudah sedikit banyak belajar sejarah, politik, atau teori kekuasaan, kamu akan menikmati novel ini dengan perspektif yang lebih luas: bagaimana dalam meraih kekuasaan mutlak atau otoriter, para pemimpin yang selalu membodohi, membohongi, dan mencuci otak masyarakatnya. Inilah sebuah kejeniusan orwell dalam membuat karya, ia menuangkannya dengan tegas tapi memiliki kata yang lentur dan mudah dicerna.
Animal Farm ini merefleksikan Revolusi Rusia. Animal Farm menggambarkan sebuah pemberontakan rakyat yang dipimpin oleh orang revolusioer untuk kehidupan yang lebih baik dan merdeka. Tetapi setelah pemberontakan itu berhasil, rakyat itu justru dikhianati oleh orang-orang yang selama ini mereka panuti. Tidak dapat dihindari, manusia punya peluang untuk korup. Semakin besar kuasa, semakin besar peluang tersebut terjadi. Buku ini adalah sebuah kritikan terhadap pemerintahan Stalin disaat revolusioner Uni Soviet.
Oleh karena itu, saya sangat merekomendasikan novel yang satu ini untuk kalian para calon pemimpin masa depan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H