Jusuf Kalla akan segera mengakhiri masa baktinya sebagai Wakil Presiden untuk kedua kalinya. Dalam sebuah wawancara JK menginginkan setelah 20 Oktober untuk pensiun dalam struktural pemerintahan dan aktif dunia pendidikan, usaha, dan perdamaian.
Dalam kesempatan lain, JK juga berkeinginan untuk istirahat saja, menikmati masa pensiun bersama keluarga.
Seperti yang kita ketahui, dedikasi JK dalam pemerintahan sangatlah besar. Dia bukan sebagai ban serep, tapi sebagai aktor aktif dalam penentuan kebijakan.
Bahkan pada pemerintahan Jokowi ini, tidak hanya dalam negeri, JK dipercaya Presiden banyak mengemban untuk tugas luar negeri atas nama pemerintahan Indonesia.
Olehnya, kita tidak bisa menganggap sepele apa yang telah JK dedikasikan untuk Indonesia.
Ada yang berpendapat JK mungkin akan menjadi "resi" atau setidaknya guru bangsa atau penasihat pada pemerintahan mendatang.
2019, Langkah Politik terakhir JK?
Akhir tahun 2018, Jusuf Kalla menentukan sebuah sikap pilihan yang besar. Yakni menjatuhkan pilihan ke pasangan Jokowi-Ma'ruf.
Menariknya lagi, JK sedang menyalakan kembali mesin pemenangan pada Pilpres 2014, semisal Jenggala Center.
Langkah politik JK ini bukan sebagai jurus mabuk, tapi sudah dipertimbangkan dengan masak dan baik.
JK mengakui gaya kepemimpinan Jokowi sangatlah bagus dan bisa dipercaya. Atas dasar pengalaman bersama dalam pemerintahan, JK sangat berharap Jokowi bisa melanjutkan proses pembangunan Indonesia secara tuntas.
Kalau ditelisik lebih lanjut, Jokowilah yang memohon kepada JK untuk tetap membantu baik di dalam atau di luar struktur bila Jokowi tetap menjadi Presiden.
Ini menjadi sinyal kuat betapa sentralnya JK di mata Jokowi .
JK effect
Jusuf Kalla merupakan sosok dengan kesibukan luar biasa. Selain menjabat sebagai Wapres, beliau juga memberi perhatian banyak pada bidang sosial dan keagamaan.
Ya, dia menjabat posisi strategis di lembaga PMI dan Dewan Masjid Indonesia. Status ini menjadikan dia sebagai sosok yang sangat aktif di banyak bidang.
Namun, banyak yang melupakan JK adalah tokoh dan bisa dikatakan tokoh simpul Indonesia bagian timur.
Banyak masyarakat Indonesia bagian timur yang berharap sosok seperti JK menjadi penyambung lidah untuk kebutuhan masyarakat di sana, bukan kenapa, dulu seringkali aspirasi dari sana tidak menjadi prioritas pemerintahan pusat.
Efek keberpihakan JK pada Jokowi memang nyata, Jokowi yang berkampanye di Makassar, Gowa dan Manado disambut antusias lautan manusia di sana.
Kita tunggu, bila Jokowi menjadi orang nomer satu di Indonesia apakah JK tetap "tampak" aktif di struktur pemerintahan atau dia memilih jalan lain.
Mari kita nantikan kejutan manuver dari sosok yang akrab dipanggil Ucu ini.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI