Mohon tunggu...
Fainal Wirawan
Fainal Wirawan Mohon Tunggu... Konsultan - Dokter yang sangat peduli dengan pencegahan penyakit

Dr. Fainal Wirawan, MM. MARS dokter, pernah bekerja sebagai kepala puskesmas kecamatan, dokter di rumah sakit, pejabat Departemen Kesehatan, setelah pensiun bergabung dengan KNCV Tuberculosis Foundation. membantu Kementerian Kesehatan dalam penanggulangan penyakit TBC. Mengikuti pelatihan Pencegahan dan Pengendalian Infeksi TBC (PPI TB) yang diselenggarakan oleh WHO. Anggota Tim penyusunan Pedoman PPI TB di Fasilitas Pelayanan Kesehatan, Kementerian Kesehatan. Kontributor penyusunan Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran Tata Laksana Tuberkulosis.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Apakah Tata Laksana Pencegahan TBC yang Ada Masih Relevan?

15 Januari 2022   10:43 Diperbarui: 16 Januari 2022   12:40 187
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

TBC disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis yang biasanya menyerang paru-paru. Menurut laporan yang diterbitkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), TBC adalah penyakit menular paling mematikan di dunia setelah COVID-19, merenggut lebih dari 1,5 juta jiwa pada tahun 2020.

Ketika pandemi COVID-19 mengganggu akses pelayanan kesehatan dan rantai pasokan di seluruh dunia, diperkirakan 5,8 juta orang didiagnosis menderita TBC pada tahun 2020. Tetapi WHO memperkirakan sekitar 10 juta orang terinfeksi.

Dalam pengendalian penyakit apapun, faktor pencegahan memegang peran yang sangat penting. Ada idiom “prevention is better than cure”, lebih baik mencegah daripada mengobati. Pada umumnya pencegahan lebih murah, mudah dan praktis daripada pengobatan yang membutuhkan beberapa tahapan, yaitu mulai dari diagnosis (menggunakan bantuan laboratorium, alat pencitraan seperti rontgen, MRI, dan lain-lain), perawatan, hingga rehabilitasi medik. Biaya dan waktu yang terbuang lebih banyak, belum lagi penderitaan yang dialami pasien.

Logika berpikir pencegahan dan pengendalian  infeksi (PPI)

Melaksanakan upaya pencegahan dan pengendalian infeksi, perlu terlebih dahulu diketahui mikroba penyebab penyakit tersebut (virus, bakteri, jamur, parasite dll), cara penularan ke manusia, gejala penyakit, masa inkubasi, serta cara diagnosis.

TBC sudah lama dikenal, seharusnya sudah dapat dicegah dan diobati secara optimal, namun kenyataanya angka prevalensi, kesakitan dan kematian masih tinggi. Anggaran yang dikeluarkan untuk pengendalian TBC sangat besar, bahkan partisipasi masyarakat, organisasi non pemerintah maupun bantuan luar negeri juga sudah banyak dikeluarkan. Sosialisasi pencegahan, managemen pengendalian penyakit di kabupaten/kota juga sudah dibuat dan dilaksanakan. Indonesia berkomitmen eliminasi TBC tahun 2030, apakah bisa tercapai?

Salah satu faktor penentu keberhasilan adalah pencegahan yang harus diimplementasi dengan baik. Merujuk sumber dari Kementerian Kesehatan, pedoman pencegahan TBC telah disosialisasikan ke fasilitas pelayanan dan masyarakat umum. Namun apakah cara pencegahannya masih relevan?

 

 

 

Pencegahan TBC 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun