Mohon tunggu...
Fainal Wirawan
Fainal Wirawan Mohon Tunggu... Konsultan - Dokter yang sangat peduli dengan pencegahan penyakit

Dr. Fainal Wirawan, MM. MARS dokter, pernah bekerja sebagai kepala puskesmas kecamatan, dokter di rumah sakit, pejabat Departemen Kesehatan, setelah pensiun bergabung dengan KNCV Tuberculosis Foundation. membantu Kementerian Kesehatan dalam penanggulangan penyakit TBC. Mengikuti pelatihan Pencegahan dan Pengendalian Infeksi TBC (PPI TB) yang diselenggarakan oleh WHO. Anggota Tim penyusunan Pedoman PPI TB di Fasilitas Pelayanan Kesehatan, Kementerian Kesehatan. Kontributor penyusunan Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran Tata Laksana Tuberkulosis.

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Cegah Penularan Tuberkulosis Pada Transportasi Masal Ber AC

21 Desember 2014   04:46 Diperbarui: 17 Juni 2015   14:50 2922
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kehidupan di kota metropolitan seperti Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta mengalami perubahan yang sangat besar, seiring dengan kemajuan bidang industri, informasi teknologi, pola hidup, urbanisasi dan lain lain. Kota makin padat penduduk dan kendaraan bermotor, panjang jalan tidak sebanding dengan kenaikan jumlah kendaraan,kemacetan terjadi dimana mana.

Pemecahan masalah yang ditempuh mendorong masyarakat menggunakan transportasi masal, seperti kereta atau bus, agar masyarakat nyaman menggunakannya transportasi tersebut dilengkapi dengan pendingin (AC).

Banyak yang tidak menyadari atau memang tidak memahami, bahwa transportasi masal ber AC, sangat berisiko tertular penyakit yang ditransmisikan melalui udara, bila tidak dilakukan pencegahan. Salah satu penyakit yang dapat ditularkan dan membahayakan adalah tuberculosis (TB). Sebagai praktisi pencegahan penyakit TB, saya ingin membagi pengetahuan kepada masyarakat banyak, agar dapat berpartisipasi untuk pencegahan penyakit  TB. Untuk itu mari kita lihat pembahasan dibawah ini.

Penyakit TB

Indonesia menduduki peringkat ke 4 penderita TB terbanyak didunia, menurut estimasi WHO 2013, TB di Indonesia:

  • Prevalensi 297 per 100.000 penduduk

  • Insiden adalah 185 per 100.000 penduduk

  • Angka kematian 27 per 100.000 penduduk

  • TB resistant obat (1.9% kasus TB baru dan 12% dari kasus TB yang telah diobati)

Data tersebut menunjukkan tingginya kasus TB dan tingginya risiko penularannya.

Sesuai dengan judul diatas, penulis menggunakan bus Transjakarta sebagai contoh, untuk mempermudah analisa dan pembahasannya.

Cara penularan

TB ditularkan melalui transmisi udara, saat seseorang penderita TB batuk, bersin atau bicara keras, kuman TB menyebar ke udara dalam bentuk percikan dahak (droplet nuclei / percik renik). Sekali batuk dapat menghasilkan sekitar 3.000 percikan dahak.

Faktor yang memungkinkan seseorang tertular kuman TB, ditentukan oleh:

  • Konsentrasi percikan dalam udara

  • Lamanya menghirup udara

  • Kondisi kesehatan

  • Faktor nutrisi

  • Imunisasi TB (BCG) turut menentukan bagi anak dibawah 5 tahun.


Diagnosa

Untuk mengetahui apakah sesorang menderita TB, dilakukan pemeriksaan mikroskop dahak di laboratorium puskesmas atau rumah sakit, ditemukannya kuman TB dalam dahak menunjukkan bahwa orang tersebut terinfeksi TB. Untuk mendukung diagnose dapat pula dilakukan pemeriksaan rontgen foto.

Kemungkinan penularan

Menurut sumber Transjakarta, daya angkut mencapai 400.000 penumpang per hari, kondisi Bus Transjakarta yang ber AC, jendela dan pintu senantiasa tertutup. Pada jam sibuk (peak hour), bus berpenumpang sangat padat, sehingga penumpang berdesak desakan, hampir tidak ada jarak antar penumpang yang berdiri.

Jika jumlah penumpang 200.000 perhari (bolak balik), dengan angka prevalensi 297/100.000, maka diprakirakan ada 594 penderita. yang setiap saat dapat menularkan pada penumpang lainnya.

Bila radius paparan bercak renik adalah 2 meter (lihat gambar), dan dalam radius tersebut diprakirakan ada 10 penumpang, maka akan ada 5.940 yang terpapar dimana 10% (594)  diantaranya akan menjadi penderita TB dalam kurun waktu 2 tahun, suatu angka yang sangat tinggi yang perlu mendapat perhatian kita semua. Seorang penderita TB aktif akan menularkan lagi kepada 15 - 20 orang lainnya per tahun.  Agar dapat sembuh seorang penderita harus menelan obat kombinasi tetap selama 6 bulan.

14190853211124107352
14190853211124107352

Saat ini Kementerian Kesehatan Indonesia belum memiliki data yang sahih dari operational research, tentang angka penularan TB yang terjadi di angkutan umum ber AC. Namun berdasarkan referensi evidence base dari beberapa literature, perhitungan diatas cukup rasional dan sangat mungkin terjadi.

Pencegahan

Pelaksanaan program pencegahan memerlukan pengaturan, manajemen, pelatihan dan anggaran yang bila dihitung tidak terlalu besar, jika dibandingkan dengan hasil serta dampak penularan yang terjadi, partisipasi masyarakat sangat dibutuhkan.

Bagi penumpang yang batuk

Perlu kesadaran diri untuk menerapkan etika batuk, menggunakan masker bedah, sehingga bercak renik yang dikeluarkan akan tertahan di masker.

Bagi penumpang  yang tidak batuk

Perlu ditingkatkan kewaspadaan, penggunakan masker bedah tidak efektif, sedangkan penggunaan masker respirator, walaupun dapat menyaring masuknya bercak renik saat bernapas, namun penggunaannya tidak nyaman dan harganya mahal, sehingga tidak dianjurkan.

Penggunaan masker bedah bagi penderita batuk sudah cukup untuk meminimalisir terjadinya penularan TB.

Saran bagi pengelola transportasi masal ber AC

Sosialisasikan dan promosikan pencegahan penyakit yang penularannya melalui transmisi udara:

  • Lakukan pemasangan poster di halte bus, dalam bus dan tempat pemberhentian lainnya. Poster harus menggambarkan tentang etika batuk. (menutup mulut dengan sapu tangan ketika batuk, atau menutup mulut dilengan baju atas).

  • Penggunaan masker bedah (sediakan masker di halte bus).

  • Poster anjuran berobat bila batuk lebih dari 2 minggu, dan tidak sembuh dengan pengobatan biasa.

1419085596490339018
1419085596490339018

Latih petugas bus Transjakarta sebagai surveyor batuk “cough surveyor”. Bila menemukan penumpang batuk, berikan penerangan etika batuk dan anjuran penggunaan masker.

Berikan penerangan bagi masyarakat bahwa TB dapat disembuhkan melalui pengobatan gratis yang diberikan di puskesmas, dan dapat dicegah dengan upaya tersebut diatas.

Masyarakat pada umumnya memiliki pengetahuan terbatas tentang penyakit TB dan pencegahannya, pemerintah seharusnya proaktif melakukan promosi, edukasi. Dengan promosi yang tepat, diharapkan dapat menurunkan angka penularan penyakit di transportasi umum ber AC, sehingga prevalensi penderita dimasyarakat akan turun.

Visi pemerintah DKI Jakarta adalah membuat otak, perut, dan dompet menjadi penuh sekaligus manusiawi dengan upaya pencegahan penyakit.  Bila hal ini dapat diwujudkan, DKI Jakarta akan menjadi pioner dan menjadi contoh bagi Negara lain. Bukankah  pencegahan lebih baik daripada pengobatan (prevention better than cure).

Semoga.


Referensi:

-World Health Organization. Commercial serodiagnostic tests for diagnosis of tuberculosis: policy statement. 2011.

-Kementerian Kesehatan RI. Pedoman Pengendalian TB Nasional. 2012.

-Kementerian Kesehatan RI. Pedoman Pencegahan dan Pengendalian TB di Falisitas Pelayanan Kesehatan, 2012.

-Departemen Kesehatan RI – JHPIEGO, Panduan Pencegahan Infeksi untuk Fasilitas Pelayanan dengan Sumber Daya Terbatas, 2004.

-Francis J. Curry National Tuberculosis Center, 2007: Tuberculosis Infection Control: A Practical Manual for Preventing TB

-World Health Organization. WHO policy on TB infection control in health-care facilities, congregate settings and households. 2009.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun