Mohon tunggu...
Faila Sufah
Faila Sufah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Duta KOHATI Walisongo 2023 I Kementrian Pergerakan Perempuan DEMA UIN Walisongo Semarang

The More You Learn,The More You Earn @filasufh

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kartini: Potret Islam dan Feminisme Berjalan Harmoni

21 April 2024   01:33 Diperbarui: 21 April 2024   02:19 128
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sebagai salah satu tokoh paling berpengaruh dalam sejarah perjuangan perempuan di indonesia, R.A. Kartini telah menjadi simbol perjuangan untuk hak-hak perempuan.

Dalam surat-suratnya yang terkenal, kartini menggambarkan keinginannya untuk untuk memberikan pendidikan yang setara bagi perempuan, yang dalam masyarakat Jawa tradisional saat itu sulit mendapatkan kesempatan belajar.

Visi ini sesungguhnya sejalan dengan prinsip keadilan gender yang menjadi pilar utama dalam gerakan feminis. Kartini memperjuangkan hak-hak perempuan untuk belajar, berkarya, dan memiliki kebebasan dalam menentukan nasib mereka sendiri.

Di balik perjuangannya tersebut, tertanam kuat nilai-nilai relijiusitas yang membentuk karakter dan visinya. Dalam beberapa suratnya kepada Raden Ajeng sosrokartono misalnya, R.A. kartini beberapa kali menyebutkan tentang pentingnya mempelajari kitab suci agama Islam. Ia juga kerap kali memuji kebesaran Tuhannya dan berserah pada kehendak-Nya.

Sebagai muslimah Jawa, Kartini tidak pernah menolak agamanya. Ia terus berupaya untuk memahami dan menerapkan ajaran Islam konteks kehidupan modern.

Seringkali terdengar anggapan bahwa Islam dan Feminisme adalah dua ideologi yang bertentangan. Pandangan ini disebabkan oleh pemahaman dan stereotip yang salah tentang kedua konsep tersebut.

Akar kesalahpahaman tersebut diantaranya karena ayat-ayat al-Quran diinterpretasikan secara sempit dan tidak memahami bagaimana konteks turunnya ayat tersebut serta sering kali digunakan untuk kepentingan pihak tertentu.

Pandangan patriarkaal yng telah lama berkembang di masyarakat, secara keliru difahami sebagai bagian dari ajaran islam. Sehingga islam kerap disalah pahami sebagai agama yang menindas perempuan.

Sebagaimana Islam disalahpahami, feminisme juga sering dianggap sebagai representasi perempuan yang ingin bebas tanpa aturan dan menginginkan dominasi perempuan atas laki-laki.

Inila mengapa feminisme mendapat banyak penolakan, bahkan di Barat sekalipun. Selain karena kesalahpahaman tersebut itu, penolakan terhadap feminisme juga disebabkan karena kuatnya budaya patriarki dan misoginis. Padahal sebenarnya para penganut feminisme adalah orang-orang yang memiliki kesadaran atas penindasan terhadap perempuan karena jenis kelaminnya dan berupaya untuk mengilangkan penindasan tersebut.

Maka dapat dipastikan bahwa islam tidak bertentangan feminisme karena keduanya memliki semangat yang sama yaitu melepaskan manusia dari segala macam perbudakan dan penindasan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun