Mohon tunggu...
Fahimatul Fikriyah
Fahimatul Fikriyah Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswi di Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim

tertarik menekuni bidang jurnalistik, fashion, sejarah, dan seni

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Hambatan Kognitif Akibat Kecanduan Bermain Gadget

14 Oktober 2022   21:00 Diperbarui: 14 Oktober 2022   21:16 371
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Di era modern ini, kita pasti sudah tidak asing dengan teknologi -- teknologi baru yang semakin berkembang pesat, bahkan hal -- hal yang dulunya terasa tidak mungkin, kini semua dapat dilakukan hanya melalui teknologi. Salah satu contoh dari adanya kemudahan teknologi tersebut adalah diciptakannya gadget atau smartphone.

Pengertian gadget atau smartphone menurut Sanjaya dan Wibowo ( dalam Manumpil, 2015:2 ) adalah gadget merupakan sebuah inovasi dari teknologi terbaru dengan kemampuan yang lebih baik dan fitur terbaru yang memiliki tujuan maupun fungsi lebih praktis dan juga lebih berguna. Sedangkan menurut Kurniawan (Rohman 2017: 27) yang dimaksud dengan gadget (smartphone) yaitu: Gadget adalah sebuah perangkat atau perkakas mekanis yang mini atau sebuah alat yang menarik karena relatif baru sehingga akan banyak memberikan kesenangan baru bagi penggunanya walaupun mungkin tidak praktis dalam penggunaannya.

Dari dua pengertian diatas, maka dapat diambil kesimpulan jika gadget adalah suatu inovasi yang memiliki fitur dalam mempermudah penggunanya dan sekaligus memberikan kesenangan meskipun beberapa fitur dianggap tidak praktis dalam penggunaannya. 

Adanya kemajuan dalam bidang gadget atau smartphone ini dinilai cukup membantu dalam melakukan aktivitas srhari-hari, terlebih pasca adanya pandemi Covid-19 yang mengharuskan semua hal dilakukan secara online dan tetap berada di rumah. 

Para penggiat aplikasi akhirnya berlomba-lomba memberikan fitur terbaik demi menyajikam kemudahan dalam melayani penggunanya, baik dari aspek kesehatan, belanja sehari-hari, hingga makanan. Tidak hanya itu, dengan adanya kemajuan ini pula segala hal dapat dicari dengan sangat mudah menggunakan jaringan internet. 

Hanya dengan mengetik kata kunci yang sedang kita butuhkan, maka hasil yang sesuai akan ditampilkan hanya dalam waktu sepersekian detik saja. Sangat luar biasa.

Namun sayangnya, dari semua kemudahan yang disuguhkan oleh adanya smartphone ini, dampak negatif yang akan ditimbulkan juga patut diwaspadai. Pasalnya, tidak semua pengguna smartphone itu berada di umur legal atau diatas 17 tahun. Justru banyak sekali kita temukan para pengguna smartphone adalah anak usia dini atau balita yang pastinya masih belum memiliki kemampuan untuk memilah dan memilih konten apa yang harus dan tidak boleh dilihat. 

Fenomena seperti ini sudah tidak asing lagi, terlebih karena adanya pandemi kemarin yang menyebabkan pembelajaran juga harus dilakukan tanpa bertatap muka dan hanya melalui platform yang ditentukan saja. 

Hal ini yang kemudian menambah jumlah angka anak-anak yang ketagihan menggunakan smartphone dan juga melihat konten-konten yang tersebar disana. Bahkan menurut penelitian menunjukkan bahwa 48,3% gadget berdampa negative terhadap perkembangan anak usia dini (Fitra, dkk. 2018) yang berarti jumlah yang besar terkait dampak buruk yang dapat disebabkan oleh gadget atau smartphone.

Banyak sekali dampak-dampak buruk yang dapat mempengaruhi anak dalam masa kembangnya, yang disebabkan oleh adanya penggunaan gadget yang berlebihan, yakni :

Anak akan lebih memilih bermain gadget daripada belajar

Anak akan meniru apapun yang dilihatnya di internet tanpa mengetahui hal tersebut baik dilakukan atau sebaliknya.

Anak akan kesulitan berkomunikasi karena hanya menggunakan gadget

Anak akan sulit diatur oleh orang tua karena lebih terpaku pada layar smartphone.

Penggunaan gadget yang berlebihan atau bahkan sampai menimbulkan kecanduan dan ketergantungan pada anak, ternyata juga menjadi suatu hambatan yang lumayan sulit untuk diselesaikan bagi para orang tua. 

Hal ini dikarenakan anak akan lebih memilih untuk melihat gadgetnya dan juga melihat hal-hal atau video-video yang dapat dengan mudah diakses oleh mereka di internet. Hal ini yang kemudian menurunkan motivasi belajar anak yang dapat mmepengaruhi perkembangan kognitifnya.

Anak-anak yang memiliki kecanduan bermain smartphone akan mengalami keterlambatan dalam proses kognitifnya dan juga daya imajinasi yang harusnya berkembang di awal usia pertumbuhannya. Terlalu sering mendapatkan paparan dari smartphone akan mempengaruhi gaya berpikir anak yang akan berdampak pada masa depannya nanti. 

Stimulasi atau paparan berlebihan yang di dapat dari gadget atau smartphone pada perkembangan otak anak di usia awal pertumbuhan akan menyebabkan keterlambatan kognitif, meningkatkan perilaku impulsive, gangguan dalam proses belajar, mengalami tantrum apabila dipisahkan dari smartphonenya dan juga menurunkan kemampuan anak untuk melakukan segala sesuatu dengan mandiri.

Meskipun gadget atau smartphone sangat membantu, nyatanya dampak negative dalam proses belajar anak juga patut untuk diperhatikan. Pasalnya, kecanduan ini dapat disebabkan oleh adanya dampak dari pandemic yang mengharuskan anak untuk tidak bermain dengan teman sebayanya karena adanya social distancing sehingga anak mengalihkan kejenuhannya di rumah dengan bermain gadget. 

Namun penggunaan gadget pada anak harus selalu diawasi orang tua atau orang dewasa yang mampu memfilter konten mana yang harus dan tidak boleh dilihat oleh anak-anak, karena dikhawatirkan pola perilaku dan juga cara berpikir yang mereka tanamkan adalah hal negative yang didapat dari internet. Selain itu pembatasan waktu bermain gadget juga harus dijaga ketat agar anak tidak mengalami kecanduan atau ketergantungan terhadap gadget.

           

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun