Identitas Novel
- Judul: Aki
- Penulis: Idrus
- Tahun Terbit: 1994
- Penerbit: Balai Pustaka
- Jumlah Halaman: 66 Halaman
- Genre: Prosa, Novel Karikatural tentang Kematian
- Angkatan: Angkatan 45
Pendahuluan: Idrus dan Perjalanan Kepenulisannya
Idrus, sebagai pelopor Angkatan 45 dalam bidang prosa, menciptakan karya-karya monumental yang mencakup Surabaya, Corat-Coret di Bawah Tanah, dan Aki. Kariernya yang cemerlang di dunia sastra, mulai dari prosa, cerpen, drama, karya terjemahan, kritik, hingga esai, menggambarkan konsistensinya dalam berkarya hingga ia tutup usia pada tahun 1997.
 Idrus tidak hanya diingat melalui karyanya, tetapi juga melalui komentar, ceramah sastra, dan pernyataannya yang seringkali menimbulkan kehebohan, menarik perhatian para peminat sastra Indonesia.
Sinopsis Cerita: Kehidupan dan Kemiripan Kematian yang Karikatural
Dalam novel Aki, Idrus mengisahkan tokoh utama bernama Aki, seorang pria berusia 29 tahun yang divonis mengidap penyakit paru-paru. Aki yang telah lama sakit merasa bahwa hidupnya tidak akan berlangsung lama.Â
Meski tampak tidak religius, ia digambarkan sebagai sosok baik hati yang memiliki kehidupan rumah tangga bahagia bersama istrinya, Sulasmi, dan dua anak mereka, Akbar dan Lastri. Suatu hari, ketika dirawat oleh Sulasmi, Aki tampak menghembuskan napas terakhirnya. Ketika Sulasmi panik memanggil dokter, ia kembali mendapati Aki tersenyum dan mengaku masih hidup, serta meramalkan bahwa ia akan mati setahun kemudian.
Proses Persiapan Menyambut Kematian
Setelah peristiwa itu, Aki mulai mempersiapkan segala sesuatu untuk menghadapi kematiannya yang diperkirakan akan datang setahun lagi, pada tanggal 16 Agustus. Ia bahkan memilih kain kafan dan berencana agar istrinya bekerja dan menikah lagi setelah kepergiannya.Â
Baginya, kematian bukanlah sesuatu yang harus ditangisi. Aki berkata kepada Sulasmi, "Orang yang mati tidak seharusnya ditangisi... orang yang mati sudah ada tempatnya yang nyata, di surga atau neraka." Sikap tenang dan terbuka Aki terhadap kematian menambah kedalaman narasi ini, sekaligus menunjukkan penerimaan yang tidak umum terhadap kematian.
Respons Lingkungan terhadap Kematian yang Direncanakan
Kabar tentang kematian yang diprediksi oleh Aki segera menyebar di lingkungan rumah dan tempat kerjanya. Banyak orang merasa skeptis dan heran mendengar pernyataan ini. Bahkan beberapa orang mencurigai bahwa Aki memiliki ilmu sihir yang memungkinkan dirinya menentukan kapan ia akan mati, sebuah respons yang menunjukkan beragam reaksi terhadap konsep kematian.Â
Aki, yang tidak terpengaruh oleh pandangan skeptis ini, justru tetap mempersiapkan diri dengan tenang, menguatkan kesan sebagai sosok yang karikatural dalam menghadapi takdir.