Batik sekarang tuh udah nggak “kolot”, nggak cuma bisa dipakai buat acara adat, seragam sekolah dan kantor aja. Sekarang batik itu udah fashionable banget gitu, jadi kamu sekarang nggak perlu malu dan takut di bilang kolot (tua) kalau pakai batik.
Kini batik udah banyak banget corak, jenis, macam dan bentuknya. Bisa di buat tas, rompi, rok dan sebangsa fashion lainnya. Jadi bisa banget tuh buat di pakai pada acara apapun. Baik acara keluarga, hangeout bareng temen atau cuma sekedar buat ngehadirin acara kondangan sama pacar juga keren, biar bisa couple-an gitu, hehehe.
Kini batik juga udah nggak melulu pekalongan, solo dan sebangsanya. Hampir di setiap daerah di indonesia punya batik dengan corak dan khasnya masing-masing, termasuk di kota Tangerang Selatan (tangsel). Walaupun tergolong kota baru, hasil pemekaran dari kabupaten tangerang, tapi ternyata tangsel juga punya batik etnik sendiri lho!.
Sabtu, (25/03/2017) kemarin saya berkesempatan mengikuti workshop yang bertemakan #ketapelsmembatik dan #saatnyapegangkendali yang di selenggarakan oleh kompasianer Tangsel Plus (Ketapels) bersama bank danamon di bilangan Pondok Aren Kota Tangerang Selatan. Acara workshop tersebut dipandu oleh Mbak Agatha yang menghadirkan narasumber berkompeten di bidangnya yaitu ibu nelty dan mbak Leonita Julian. Hadir juga pak Perdi dari bank danamon dan bapak Firdaus selaku kepala dinas Koperasi dan UKM kota tangsel untuk memberikan arahan serta sambutannya.
Dalam talkshow yang bertajuk Saatnya batik etnik tangsel memegang kendali menuju go internasional itu ibu nelty selaku nara sumber sekaligus penggagas batik etnik tangsel mengungkapkan, bahwa pada awalnya beliau hanya berbisnis cendramata khas nusantara sambil mendukung tugas suaminya yang bekerja di salah satu perusahaan swasta asing yang kerap kali membutuhkan cindramata. Nah! dari sanalah beliau kepikiran buat melirik batik, Karena beliau sadar bahwa bangsa Indonesia tercinta ini punya warisan dunia yang membanggakan dan patut di perkenalkan pada dunia internasional yaitu “Batik”.
Sebelumnya sih pemilik nama lengkap Dra Nelty Fariza Kusmilianti ini cuma bikin batik etnik banten gitu, maklumlah waktu itu kan kota tangsel belum “nongol” (Lahir). Ternyata karyanya mendapatkan apresiasi yang cukup bagus dari warga asing, mereka menyukai batik karyanya tersebut.
Pemilik Galeri Sekar Purnama ini mengenalkan karyanya berupa batik etnik banten ke keberbagai negara sejak tahun 2004, baru deh setelah ada pemekaran wilayah kota dan kabupaten pada Provinsi banten itulah beliau punya ide buat bikin batik etnik kota tangsel. Secara beliau kan berdomisili di kota yang bercirikan bunga anggrek tersebut.
Apa aja sih motif Batik Etnik Tangsel itu?
Ada banyak motif batik etnik tangsel yang diciptakan oleh bu nelty, mulai dari yang bertemakan destinasi wisata, kebudayaan, flora dan fauna. Tema yang diambil juga nggak jauh-jauh dari potensi yang ada di kota tangsel. Seperti motif bunga anggrek, kacang sangrai keranggan, stasiun kereta api Sudimara, rumah blandongan, ondel-ondel, situ gintung dan lainnya. Beliau menjelaskan walaupun belum ada Peraturan Daerah (Perda) yang menetapkan ikon apa yang jadi pakem lambang kota tangsel, tapi beliau dan para pengrajin batik nggak mau berpangku tangan hanya untuk menunggu perda tersebut.
Bagaimana Caranya memperkenalkan batik tangsel?
Untuk memperkenalkan batik etnik tangsel bu nelty membuat LPK Permata Ibu, melalui itu beliau banyak memberikan pelatihan ke sekolah-sekolah baik SD, SMP, SMA dan Kampus. Menurutnya beliau juga sangat terbuka bagi mereka yang ingin belajar mengenai batik, termasuk acara yang diadakan bersama ketapels ini. Mengingat visi dan misi beliau yang ingin memperkenalkan batik, khususnya batik banten dan tengsel kepada seluruh masyarakat Indonesia terlebih lagi ke seluruh dunia.
Bagaimana caranya agar batik juga diminati oleh kalangan anak muda?
Menurut Leonita selaku blogger lifestyle yang juga menjadi salah satu pembicara pada acara tersebut, menuturkan bahwa agar batik semakin di minati oleh kalangan anak muda kini para desainer dan para pengrajin batik harus membuat desain batik yang lebih simple dan menarik agar lebih banyak diminati.
Sedangkan untuk memperkenalkan motif batik dan lainnya kepada anak muda, menurut blogger kece ini emang agak susah dan masih menemui sedikit kendala. Kendala itu karena jarang sekali ada anak muda yang tahu dan hafal mengenai batik yang di kenakannya tersebut. Biasanya mereka pakai batik itu hanya karena keren, terlihat lucu dan nyaman aja buat dipakai. Jarang sekali yang mau tahu mengenai motif, corak, dan dari daerah mana batik itu berasal.
Walaupun begitu Leonita menambahkan persepsi batik dikalangan anak muda sekarang ini udah mulai bergeser kearah yang lebih positif dan mulai diminati. Ada lagi yang lebih penting yaitu sekarang ini seni batik udah mulai menjadi komoditas industry terutama skala kecil dan menengah.
Sudah adakah kerjasama dengan pemkot tangsel terkait batik etnik tangsel?
Sebagai warga tangsel yang baik hati dan mendingan, saya coba menanyakan kepada ibu nelty perihal “adakah kerjasama dengan pemkot tangsel terkait batik etnik tangsel buatannya tersebut?” jawabannya sih pernah dilakukan tapi belum ada jalinan kerjasama apapun dengan pemkot tangsel dan sementara cuma sebatas mengenalkannya saja.
Apa yang bisa dilakukan oleh masyarakat tangsel untuk mengenalkan dan menjaga kearifan lokal batik etinik tangsel?
Banyak hal yang bisa dilakukan, salah satunya dengan mengenali, mempelajari dan mau mengenalkan batik tersebut.
Kesempatan mengenal batik etnik tangsel bersama Ketapels inilah menjadi modal saya untuk mengenali, mempelajari lalu mengenalkannya kepada orang lain.
Disana kami juga diajarkan bagaimana caranya membuat batik tulis, ternyata harga mahal yang di tawarkan kepada pembeli itu merupakan hal wajar, mengingat proses pembuatannya yang emang rumit dan memakan waktu.
Bu nelty sempat berkelakar pada peserta "hayo siapa yang bilang batik tulis itu mahal?" beliau pun melanjutkan statmennya "Sekarang tahu kan gimana susahnya ngebatik? Makannya wajar kalau batik tulis itu mahal".
Warbiasyaaah! ternyata nggak salah kalau batik tulis itu mahal, karena disana ada nilai seni, kreatifitas dan rasa cinta terhadap warisan budaya bangsa.
FWI, ternyata batik yang selama ini kita pakai buat anak sekolah dan kerja yang banyak di jual dipasaran dan harganya yang lumayan murah meriah itu ternyata merupakan buatan masal (pabrikan) yang berasal dari cina lho!.
Bukan bermaksud rasis yah, tapi sayang aja gitu kan. Secara batik itu kan warisan budaya bangsa indonesia, masa sih yang laku di pasaran itu made in china. Kan katanya "Cintailah ploduk-ploduk indonesia", yaa kan?.
Bagaimana caranya agar usaha membuat batik ini tetap bertahan?
Blaaaaablaaaablaaaa....
So, ternyata batik itu nggak cuma harus dijaga tapi juga harus di kembangkan, di kenalkan dan di wariskan.
Agar batik itu tetap bisa menjadi warisan budaya bangsa buat anak cucu kita nanti, maka jangan sampai kita alpa yang dapat berakibat batik bisa di comot lagi sama negara tetangga.
Ingat, warisan tuh nggak cuma harta gono gini, tanah sepngki, atau duit sekodi. Tapi batik juga merupakan warisan, yaitu budaya bangsa.
Sekian, semoga bermanfaat dan terima kasih.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI