Mohon tunggu...
Fadli Ulil
Fadli Ulil Mohon Tunggu... Wiraswasta - Bissmillah...

Seorang Kompasianer yang ingin berbagi manfaat melalui tulisan. Kunjungi akun saya : twitter : @fadli_ulil | Instagram : fadli.ulil | Blog : www.fadliulil.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama FEATURED

5 Alasan Kenapa Orang Malas Menggunakan Jembatan Penyeberangan

19 September 2016   18:49 Diperbarui: 31 Juli 2018   04:05 4913
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jembatan penyeberangan. Kompas.com

Pada kesehariannya, sebagian masyarakat Indonesia kerap menggunakan Jembatan Penyeberangan Orang (JPO), entah untuk menuju ke tempat kerja, sekolah, tempat untuk berbelanja atau lainnya. Keberadaan JPO memang sangat dibutuhkan bagi sebagian orang yang memang setiap harinya memerlukan perlintasan ke tempat yang mereka tuju. 

Namun keberadaanya sering luput dari perhatian, baik dari pihak perusahaan pelaksana pembangunan JPO bahkan penggunanya. Pada beberapa tempat JPO sering terlihat tidak terawat, kotor dan kurang strategis sehingga mengakibatkan banyak para penyeberang jalan malas untuk menggunakannya sehingga lebih memilih untuk menerobos jalan padahal dapat beresiko tertabrak kendaraan yang sedang melintas dan dapat membahayakan baik bagi pejalan kaki maupun pengendara yang mengakibatkan kecelakaan bahkan kehilangan nyawa.

Penggunaan jembatan penyeberangan sebenarnya sudah diatur dalam Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, pelanggaran terhadap peraturan ini dapat dikenakan sanksi berupa tilang. 

Namun pada kenyataanya sanksi tersebut belum sepenuhnya dijalankan, terbukti masih banyak ditemukannya pejalan kaki yang berani menyeberang di sembarang tempat.

Banyak faktor yang melatarbelakangi mengapa pelanggaran itu terjadi, apa saja alasannya? Berdasarkan pengalaman pribadi, cerita teman dan dari beberapa sumber pemberitaan baik media cetak maupun elektornik ditemukan beberapa poin penting mengenai hal tersebut. Semuanya akan saya rangkum dalam judul “5 Alasan Kenapa Orang Malas Menggunakan Jembatan Penyeberangan” berikut ulasannya.

1. Lokasi Tidak Strategis

Lokasi yang tidak strategis membuat para penyeberang jalan malas untuk menggunakan JPO, hal itu di sebabkan lokasi yang dituju akan lebih jauh jika di tempuh dengan menggunakan pelintasan tersebut sehingga membuat para pejalan kaki enggan untuk menggunakannya dan lebih memilih untuk menyeberang dengan cara menerobos jalan. 

Seharusnya dalam pembuatan JPO lebih mengkedepankan kebiasaan para penyeberang dalam melintasi jalan sebelum jembatan itu dibuat, sehingga keberadaannya tidak mubazir.

2. Sering terjadi Tindakan Kriminal

Sering terjadinya tindakan kriminal seperti pencopetan, penodongan dan pemerkosaan membuat JPO di sebagian daerah menjadi sepi peminat. Seperti yang dikutip dari berita online kompas.com (26/11/2016), RJ seorang karyawati yang berusia 19 tahun merupakan pejalan kaki yang menggunakan JPO di lebak bulus Jakarta Selatan, menjadi korban kejahatan asusila dan perampokan saat melintas pada hari sabtu (21/11/2015) pukul 16.30 WIB. Setelah beberapa kali terjadinya tindakan kriminal mengakibatkan jembatan perlintasan di sana menjadi sepi dari para pejalan kaki.

3. Tidak Terawat

Sering kita jumpai jembatan perlintasan di indonesia yang fisiknya sangat memperihatinkan, seperti tidak adanya penerangan, tidak terawat bahkan ada beberapa bagian yang rusak membuat kekhawatiran bagi para pejalan kaki untuk melintasinya. 

Kembali mengutip berita online Kompas.com (26/11/2016), Seperti terlihat pada JPO di depan kantor Wali Kota Jakarta Utara yang sejumlah atapnya bocor. Tidak hanya itu, lampu penerangan juga mati dan lebih sering digunakan pemotor melintas daripada pejalan kaki.

4. Masalah Konstruksi

Konstruktsi jembatan yang memiliki banyak anak tangga mengakibatkan para pejalan kaki malas untuk menaikinya. Selain itu papan iklan yang menempel pada jembatan sehingga menutupi para pejalan kaki yang melintasinya juga disinyalir dapat mengundang para pelaku kriminal lebih leluasa untuk melakukan aksinya. Sehingga membuat para pejalan kaki mengurungkan niat untuk menaikinya terlebih lagi pada saat malam hari.

5. Beralih Fungsi

Fasilitas umum seperti JPO juga kerap kali dialihfungsikan oleh segelintir orang, tidak jarang para pedagang memanfaatkan untuk berjualan di sana sehingga membuat area sekitar tidak sedap di pandang mata. 

Selain itu para pengemis juga ikut meramaikan tempat umum tersebut sehingga membuat wajah jembatan menjadi terlihat kumuh. Berbeda dari jembatan penyeberangan yang sepi peminat karena terjadinya tindakan kriminal, pada pelintasan yang ramai kerap kali dimanfaatkan oleh para pedagang dan pengemis untuk mencari nafkah. 

Saya pernah punya pengalaman ketika bekerja pada suatu perusahaan suwasta di daerah Kebon Nanas Kota Tangerang. Hampir setiap hari saya menggunakan jembatan penyeberangan menuju tempat kerja, setiap hari pula saya menyaksikan para pengemis dan pedagang yang mencari nafkah di sana. 

Bahkan tidak jarang ada orang yang mengabaikan keselamatannya yang memilih untuk menerobos jalan dibawah jembatan dengan alasan malas, memang jika pada saat jam pulang kerja jembatan akan terasa sesak karena banyak orang yang juga menggunakan pelintasan umum tersebut.

Miris memang jika melihat sebagian JPO yang sudah tidak layak dan para pelaku pelanggarnya, walaupun memang tidak semua jembatan di Indonesia itu keadaannya memperihatinkan dan juga memang tidak semua para pejalan kaki melakukan pelanggaran. 

Semua kembali pada fungsi dan bagaimana cara memfungsikannya, memang belum semua JPO di Indonesia terlihat baik dan layak, tapi setidaknya jadilah pengguna yang baik dalam menggunakan fasilitas perlintasan penyeberangan dan juga masyarakat harus selalu waspada jika menggunakan fasilitas umum yang memang belum tercipta jaminan keamanan di negeri tercinta kita ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun