Penulis : Faidatul Karomah Lovely, Mahasiswi Universitas Muhammadiyah Malang Prodi Agribisnis
Pertanian bukan hanya merupakan aktivitas ekonomi untuk menghasilkan pendapatan bagi petani saja. Lebih dari itu, pertanian adalah sebuah cara hidup bagi sebagian besar petani di Indonesia. Pertanian juga dapat diartikan sebagai kegiatan pemanfaatkan sumber daya hayati yang dilakukan manusia untuk menghasilkan hasil pangan, bahan baku industri, atau sumber energi, serta untuk mengelola lingkungan hidup.Sektor pertanian juga termasuk sektor yang paling dasar dalam perekonomian untuk penopang kehidupan produksi sektor lainnya.
Cabai menjadi salah satu  komoditas pertanian yang bisa dibilang cukup menarik. Disaat tertentu harganya bisa naik berlipat- lipat tapi juga bisa turun drastis seperti akhir- akhir ini. Harga cabai akan naik pada saat Lebaran, Natal dan Tahun Baru. Cabai dapat tumbuh diberbagai wilayah tersebar di seluruh Indonesia dan tidak tergantung musim. Nilai ekonomi cabai terbilang cukup menggiurkan pasalnya permintaan pasarnya yang terbilang cukup stabil. Cabai juga merupakan salah satu komoditas andalan bagi petani Indonesia.
      Cabai memiliki banyak keuntungan yang terlihat membedakan dengan komoditas lainya. Namun proses pembudidayaan sampai pemasarannya cabai memiliki beberapa masalah. Masalah- masalah tersebut muncul karena petani ingin hasil yang melimpah tetapi dengan cara yang kurang benar. Selain itu juga terdapat faktor- faktor yang memicu timbulnya berbagai masalah. Faktor- faktor tersebut biasanya muncul dari petani itu sendiri atau dari pengaruh luar seperti dukungan pemerintah.
Produktivias cabai yang rendah dapat disebabkan oleh teknik budidaya cabai yang kurang baik. Setiap petani cabai biasanya mempunyai teknik budidaya sendiri. Sangat dianjuran dan dibutuhkan yang sesuai guna untuk meningkatkan produktivitas usahatani cabai.Â
Ada beberapa upaya peningkatan produktivitas cabai yang  direkomendasikan yaitu penerapan teknik budidaya cabai seperti pengolahan lahan, penyiapan benih, persemaian, pemasangan mulsa, penanaman, pemupukan, pengendalian hama dan penyakit, serta panen. Jika produktivitas belum juga memuaskan bisa jadi disebabkan oleh faktor- faktor sosial ekonomi pertanian seperti luas lahan, pendidikan, karakteristik petani dan harga jual cabai.
Menurut Sumiana (2017), harga jual yang rendah membuat petani berhadapan dengan kondisi pilihan yang sulit. Antara tetap menjual cabai walaupun mengalami kerugian karena harus mengorbankan biaya produksi dan komoditi yang dipanen atau membiarkan cabai tanpa dipanen. Tetapi petani harus memiliki uang tunai untuk modal usaha pada musim taman selanjutnya dan memenuhi kebutuhan sehari- hari. Jika uang hasil panen tersebut tidak cukup untuk modal tanam pada musim selanjutnya para petani mau tidak mau harus hutang ke bank untuk mendapatkan modal.
Karakteristik petani adalah ciri- ciri atau sifat yang dimiliki oleh seorang petani yang ditampilkan melalui pola pikir, pola sikap dan pola tindakan terhadap lingkungannya. Karakteristik sosial itu diantaranya umur, frekuensi petani mengikuti kegiatan penyuluh, pendidikan, penggunaan teknologi, frekuensi mengikuti kegiatan kelompok tani dan pengalaman bertani yang dimiliki.Â
Sedangkan karakteristik ekonomi diantaranya penggunaan tenaga kerja dan produksi. Salah satu faktor dalam menentukan prokduktivitas kerja dalam melakukan pengembangan usaha adalah tingkat umur, dimana umur petani yang relatif muda lebih kuat untuk bekerja dibandingkan dengan petani dengan umur yang lebih tua.
 Menurut Soewardi Herman (1997), faktor sosial ekonomi ditingkat petani perlu mendapatkan perhatian untuk mengatasi kesenjangan antara hasil potensial yang dapat dicapai dengan hasil nyata yang dipeoleh petani. Bagi kondisi lingkungan fisik dan kondisi lingkungan sosial ekonomi inilah para petani berinteraksi mengusahakan lahan budidayanya. Melalui interaksi tersebut menjadikan petani untuk menentukan keberhasilan usahataninya dengan faktor yang melekat pada diri petani secara individu. Tidak adanya faktor tersebut usahatani tidak dapat berjalan dengan baik.
Karakteristik sosial ekonomi yang dapat berpengaruh terhadap pendapatan petani cabai diantaranya seperti umur petani, tingkat pendidikan, jumlah tanggungan keluarga, kepemilikan luas lahan, pengalaman bertani, penggunaan teknologi, frekuensi petani mengikuti penyuluhan, kegiatan kelompok tani, penggunaan tenaga kerja dan produksi. Hal tersebut tentunya berdampak pada tingkat pendapatan rumah tangga petani.Â
Terlebih lagi bagi para petani dengan kepemilikan lahan yang relatif sempit. Para petani harus berupaya mengatasi faktor- faktor produksi yang dimilikinya dan berusaha memahami pengaruh karakteritik sosial ekonominya terhadap tingkat pendapatan yang diperoleh. Â Â
Menurut Fadholi Hernanto (1996), pengelolahan pertanian digambarkan sebagai kemampuan petani dalam menentukan penggunaan faktor produksi dari berbagai kegiatan seefektif mungkin. Tindakan tersebut memberikan hasil yang baik dalam produksi pertanian. Kegiatan tersebut pada akhirnya akan memperhitungkan nilai produksi yang dicapai serta biaya yang telah dikeluarkan. Tujuan akhir dari pengelolahan pertanian adalah untuk mendapatkan pendapataan yang merupakan nilai produksi total usahatani dalam waktu tertentu, baik yang dijual maupun yang tidak dijual.
Pendapatan adalah bertambahnya uang tunai, piutang, dan kekayaan lain yang berasal dari kegiatan jual- beli barang yang mengakibatkan bertambahnya modal. Tingkat pendapatan petani dan pendapatan perkapita pertahun ini dapat dilihat dari jumlah tanggungan keluarga petani. Jadi pendapatan petani dipengaruhi oleh karakteristik sosial petani. petani memiliki peluang untuk meningkatkan pendapatan apabila faktor internal ditingkatkan.
Pendapatan usahatani cabai secara serempak dipengaruhi oleh penerapan teknologi budidaya seperti pengolahan lahan, penyiapan benih, persemaian, pemasangan mulsa, penanaman, pemupukan, pengendalian hama dan penyakit ,serta panen. Bertambah tinggi tingkat penerapan teknologi budidaya cabai, maka semakin tinggi pula pendapatan yang akan diperoleh petani. Jadi sangat disarankan untuk memfasiliasi para petani dengan teknologi budidaya yang mewadahi. Supaya para petani mendapatkan pendapatan yang tinggi selaras dengan teknologi yang difasilitaskan.
Perlu juga dilakukan stimulasi dan fasilitasi terhadap kegiatan yang telah ada di masyarakat dalam bentuk terselenggarannya kegiatan dinamika kelompok tani yang produktif dan partisipatif. Adanya upaya- upaya khusus untuk membangun saran dan prasarana pendidikan, baik pendidikan formal maupun nonformal dalam upaya peningkatan kemampuan petani dalam mengadopsi teknologi sesuai dengan kebutuhannya. Serta diberikan penyuluhan sosialisasi terhadap kelompok tani. Agar mereka tidak gaptek terhadap teknologi baru dalam pertanian.
Memperluas Menurut jurnal dengan judul judul ANALISIS FAKTOR- FAKTOR SOSIAL EKONOMI YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN USAHATANI CABAI, menyatakan bahwa faktor- faktor biaya benih, luas lahan, jumlah tanggungan keluarga, biaya pupuk kandang, dan pupuk anorganik sangat berpengaruh terhadap pendapatan usahatani cabai. Sedangkan biaya tenaga kerja dan pengalaman tidak terlalu memberikan pengaruh terhadap usahatani cabai.Â
Faktor sosial ekonomi yang pling berpengaruh terhadap pendapatan usahatani cabai adalah luas lahan. Sehingga memperluas luas lahan pertanian di usahatani cabai agar memperoleh pendapatan usahatani yang tinggi. Â Perlu juga adanya perhitungan dan perencanaan yang matang dalam setiap tindakan usahatani agar mampu meningkatkan pendapatan usahatani.
Berdasarkan topik yang dibahas, maka dapat disimpulkan bahwa pendapatan petani cabai bukan hanya dipengaruhi oleh hasil dari pertanian itu sendiri, namun juga dipengaruhi oleh faktor- faktor sosial ekonomi seperti luas lahan dan sarana produksi. Luas lahan sangat berpengaruh karena semakin luas lahan yang petani miliki maka semakin banyak pula pendapatkan yang petani peroleh. Faktor- faktor tersebut untuk mendukung pemberdayaan petani cabai agar mampu menyelaraskan pola pikir mereka.Â
Selain itu ada juga adaptasi teknologi yang juga diperlukan. Serta faktor internal yang juga sangat berperan penting dalam usahatani. Faktor internal tersebut seperti umur petani, tingkat pendidikan, luas lahan, modal usahatani, pengalaman berusahatani, dan jumlah tanggungan keluarga petani.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H