Mohon tunggu...
Fahrurozi Umi
Fahrurozi Umi Mohon Tunggu... Penulis - Alumni Fakultas Ushuluddin, Jurusan Tafsir, Universitas al-Azhar, Kairo, Mesir.

Penulis pernah menempuh pendidikan Sekolah Dasar di MI al-Khairiyyah, Panecekan. Dan melanjutkan ke tingkat Sekolah Menengah Pertama di Mts al-Khairiyyah, Panecekan. Kemudian meneruskan jenjang studi di Pondok Pesantren Modern Assa'adah, Cikeusal. Dan penulis lulus dari Universitas al-Azhar, Kairo pada tahun 2022.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Batas-Batas Canda dalam Islam

1 Juli 2023   08:23 Diperbarui: 1 Juli 2023   08:26 212
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Humor dan canda pada dasarnya diperbolehkan dalam Islam, hal ini dapat dibuktikan dengan pernyataan sementara sahabat Nabi saw. yang menggambarkan kepribadian beliau sebagai: "Sosok yang paling humoris." (HR. Ath-Thabrani). Dan asingkah kita dengan nama Nu'aiman bin Umar al-Anshari ra., yang memiliki beragam pengalaman menggelitik dengan Nabi Muhammad saw.?! Salah satunya seperti cerita yang ganjil dan mengocok perut yang diriwayatkan oleh az-Zubair bin Bakkar dalam bukunya al-Fukahah wa al-Mizah:

"Setiap kali ada rombongan pedagang datang ke Madinah, an-Nu'aiman pasti membeli sesuatu dari mereka. Suatu saat ia mengambil makanan dari seorang pedagang dan menghadiahkannya kepada Rasulullah saw. Ketika pedagang tadi menagih bayaran kepadanya, an-Nu'aiman membawanya kepada Nabi saw. sembari menjelaskan, 'Ya Rasulullah! Pedagang ini menagih biaya makanan tadi." Nabi pun bertanya, "Bukankah kamu yang menghadiahkannya untukku?" an-Nu'aiman menjawab, 'Tadi belum saya bayar, tapi saya ingin sekali menghidangkannya untukmu." Nabi saw. pun tertawa dan membayar harga makanan tadi kepada si pedagang." (HR. Ibnu Abd al-Barr).

Hidup -menurut syekh Yusuf al-Qardhawi- adalah perjalanan yang melelahkan, penuh dengan kesulitan dan penderitaan. Tidak ada seorang pun yang dapat terhindar dari persoalan hidup atau terbebas dari kesusahannya. Sekalipun semenjak lahir ia makan dengan menggunakan sendok yang terbuat dari emas. Al-Qur'an sendiri mengisyaratkan hal tersebut dengan firman-Nya:

"Sungguh, Kami telah menciptakan manusia berada dalam susah payah." (QS. al-Balad [90]: 4).

Dan jika dibanding dengan yang lain, maka -menurut al-Qardhawi- orang-orang beriman adalah orang yang paling banyak menghadapi cobaan dunia. Di satu sisi, karena tujuan yang hendak mereka capai dipenuhi dengan pelbagai rintangan serta merbaya, dan di sisi lain karena banyak pihak yang menentang serta menghalangi jalan mereka.

Sampai-sampai -masih menurut al-Qardhawi- dalam sejumlah nukilan (atsar) dikatakan, "Seorang mukmin (selalu dihantui) oleh lima hal: (1) Sesama muslim yang iri kepadanya, (2) orang munafik yang membencinya, (3) orang kafir yang memeranginya, (4) setan yang berupaya menyesatkannya, serta (5) nafsu yang menentangnya."

Oleh karena itu, setiap manusia membutuhkan oase di tengah pengembaraan panjang mereka sehingga dapat melepas penat dan dahaga yang mengganggu. Mereka memerlukan hal-hal yang dapat menghibur diri mereka sehingga bisa tertawa dan bergembira. Dengan demikian mereka tidak akan dirundung kegelisahan, kesedihan serta kesulitan yang dapat menyusahkan hidup mereka.

Canda dan tawa dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan manusia akan hiburan yang dapat meringankan beban hidup mereka, serta menghilangkan kegundahan yang kian menyelimuti hati.

Ali bin Abi Thalib ra. pernah berkata: "Istirahatkanlah hati, dan penuhilah gizi hati dengan kebijaksanaan; karena sesungguhnya hati dapat jenuh sebagaimana tubuh bisa lelah."

Hiburan juga berperan besar dalam menyegarkan kembali jiwa yang layu. Sehingga dengan demikian jiwa bisa terus beraktifitas dan melewati lika-liku kehidupan yang kerap kali membuatnya penat. Hal ini sama halnya dengan orang yang perlu mengistirahatkan tunggangannya dalam perjalanan, agar perjalanannya tidak terhambat sebelum sampai tujuan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun