Banyak dari kita yang sekolah sedari TK hingga S3 demi mengejar cita-cita ataupun impian. Hingga akhirnya Anda lupa apa sebenarnya tujuan hidup Anda selama ini. Banyak para sarjana yang akhirnya menganggur lantaran kuliah yang tak menjamin seseorang dapat sukses.
Namun jangan lupakan "belajar." Sebab tak semua orang yang kuliah itu belajar, terkadang banyak dari mereka yang kuliah hanya untuk menghindari label masyarakat seperti"pengangguran" dan label buruk lainnya. Sehingga dengan jalan kuliah-lah mereka dapat berlindung dari fenomena ini.Â
Fenomena ini bagi penulis dapat juga disebut sebagai "patologi sosial", hal ini disebabkan adanya penggunaan anggaran secara berlebih untuk tujuan yang tidak produktif. Sehingga para mahasiswa di Indonesia ini sebagiannya dapat disebut sebagai "pengangguran terselubung."Â
Lalu apa yang sebenarnya disebut tujuan hidup? Baik, penulis akan mencoba memberikan rangsangan bagi para pembaca yang budiman agar terbantu untuk merumuskan atau bahkan menentukan kemana arah hidup Anda selanjutnya.Â
Hidup kita seringkali dihadapkan oleh masalah yang makin hari terkadang membuat kita lesu, sedih, tidak bahagia, tertekan dan sebagainya. Mulai dari masalah dirumah, di sekolah, di kampus, di tempat kerja, atau masalah-masalah lain yang memiliki potensi membuat kita tidak menikmati hidup ini. Sehingga pada akhirnya manusia memilih untuk mengakhiri hidupnya dengan cara bunuh diri.Â
Lalu bagaimana caranya agar kita tidak melakukan hal semacam itu? Penulis sendiri menganalisis jika passion sesungguhnya adalah dasar daripada hidup kita. Ya, bayangkan saja, orang yang memiliki kesenangan dalam hidupnya atau hobi, ia berpotensi untuk memiliki masa hidup yang lebih lama.
Di daerah penulis, ada suatu kejadian yang amat mengenaskan. Kejadian tersebut merupakan kejadian yang dialami oleh salah seorang guru PNS (wanita) dan kekasihnya. Sang kekasih yang merupakan seorang pria diduga adalah seorang pengangguran, sehingga sang laki-laki itu mengelabui kekasihnya yang sudah tulus mencintainya dengan memanfaatkan hartanya.Â
Sang kekasih pria (dalam kisahnya) berusaha untuk meminjam surat berharga guru yang disebut SK. SK tersebut memiliki potensi untuk digadaikan atau sebagai jaminan terhadap bank jika seseorang hendak meminjam uang.Â
Laki-laki tersebut akhirnya memanfaatkan SK sang kekasih untuk kepentingan lain. Hingga pada akhirnya sang kekasih (wanita) stress dan bingung harus bagaimana membayar semua hutang-hutangnya kepada bank. Akhirnya sang wanita yang berprofesi sebagai guru tersebut mengakhiri hidupnya dengan menabrakkan diri kepada kereta api yang melintas dengan kencangnya.
Dari kasus tersebut, kita dapat mengambil pelajaran, bahwasannya hidup ini tidak serumit itu, justru dengan kita memiliki hobi atau passion yang menjadi tulang sumsum kita, kita tidak akan merasakan sulitnya hidup, pahitnya hidup, dengan demikian kita akan melewati hari demi hari dalam hidup kita dengan senantiasa berbahagia. Dan yang paling penting adalah kita masih memiliki waktu untuk berkumpul bersama orang-orang yang kita cintai.
Fahrul Rozi, 2020
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H