Mohon tunggu...
Fahrul Rizal bin Iskandar
Fahrul Rizal bin Iskandar Mohon Tunggu... Administrasi - Peminat Sejarah Kuno

Dilahirkan dan menyelesaikan pendidikan sampai lulus SMA di Banda Aceh, melanjutkan pendidikan S1 Teknik Perminyakan di Yogyakarta kemudian memperoleh kesempatan kembali ke Banda Aceh untuk menyelesaikan S2 Ilmu Ekonomi dengan beasiswa Bappenas. Peminat sejarah peradaban manusia, memiliki perhatian khusus pada sejarah peradaban Islam dan Nusantara.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Ketika yang Muda Memberi Teladan, Kesantunan Mahasiswa Pelindung Hutan Lindung

12 April 2019   18:41 Diperbarui: 12 April 2019   19:10 79
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tulisan ini sejatinya bukan untuk membahas isu yang sempat membuat satu bagian ruas Jalan Teuku Nyak Arief tertutup akibat menumpuknya para mahasiswa. Sejak Selasa yang lalu (9 April) hingga hari Rabu mereka terus mengupayakan agar aspirasi masyarakat yang terdampak akibat dikeluarkannya izin operasi produksi itu didengarkan langsung oleh Plt. Gubernur Aceh sekarang.

Menurut pengakuan pihak demonstran, mereka telah sembilan kali meminta agar dapat bertemu langsung dengan orang nomor satu di Aceh saat ini tapi selalu kandas. Penolakan atas keberadaan penambangan emas yang dimaksud bukannya tidak berdasar, karena sesuai dengan keterangan resmi dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) ternyata ada lebih dari 6 hektar area operasi produksi yang belum memiliki Izin Pinjam Pakai Kawasan Hutan (IPPKH) padahal berada dalam kawasan hutan lindung.

Memang sempat terjadi gesekan dengan aparat pengamanan di hari pertama aksi, tapi para mahasiswa ini tetap menunjuk sikap santun dan menghormati aparat pengamanan yang notabene lebih tua dari mereka. Tampaknya adik-adik mahasiswa ini lebih dewasa dalam wawasan politiknya dibandingkan dengan usianya.

Foto: facebook.com/Munawar AR
Foto: facebook.com/Munawar AR
Namun yang menjadi menarik sebenarnya bukan saja dari sisi kepedulian anak-anak muda Aceh ini pada lingkungan dan pembangunan yang berkelanjutan bagi daerahnya. Tetapi cara mereka memperjuangkan sesuatu yang diyakini benar dengan cara yang pantas. Karena kebenaran yang ditegakkan dengan cara yang salah akhirnya hanya akan menjadi kemungkaran yang baru.

Mahasiswa dan Polisi saling bersalaman dan berpelukan dalam aksi (Foto: facebook.com/Munawar AR)
Mahasiswa dan Polisi saling bersalaman dan berpelukan dalam aksi (Foto: facebook.com/Munawar AR)
Di lapangan, para mahasiswa dengan jaket almamaternya kebanggaannya terus menyampaikan aspirasi. Bersisian dengan aparat pengamanan yang terus berjaga-jaga agar aksi tak berujung anarkis.

Tapi ketika azan berkumandang, kedua belah pihak yang saling berhadap-hadapan ini sepakat menghentikan sejenak aktifitasnya dan bersama-sama melangkahkan kaki ke Surau Kantor Gubernur Aceh itu. Unik, dan begitu menyejukkan hati. Benar-benar goresan sejarah baru aksi mahasiswa, khususnya di Aceh.

Dalam Surau itu mereka berdiri saling berdampingan, berusaha membentuk saf yang sempurna untuk menunaikan kewajiban mereka pada ilahi. Begitulah seharusnya, teladan bagi semua pihak akan makna budaya politik dalam demokrasi. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun