Mohon tunggu...
Fahrul Nurkolis
Fahrul Nurkolis Mohon Tunggu... Ilmuwan - Scientist ¦ Nutrition and Health Sciences Communicator

A Biologist/Scientist ant Medical Research Center of Indonesia (MRCI), Indonesia. Actively done some scientific project concern in healthy lifestyle, balanced nutrition diet, and new functional food for healthier especially in food biochemistry such as Antioxidant, Anti-diabetes, Anti-obesity, Anticancer and Polyphenols. Enjoys writing scientific articles, designing infographics about health and sciences (check out Instagram at @fahrulnurkolis_).

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Vitamin D dan Peranannya di Masa Pandemi Menurut Ahli Gizi-Melvin

2 Februari 2021   11:19 Diperbarui: 2 Februari 2021   11:27 395
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Melvin Junior Tanner - Nutritionist - Nutrition Coach! (dok. melvinjr)

Susu sapi, jenis susu yang paling sering dikonsumsi, secara alami merupakan sumber nutrisi yang baik, termasuk kalsium, fosfor, dan riboflavin (sumber). Di beberapa negara, susu sapi diperkaya dengan vitamin D. Biasanya mengandung sekitar 115–130 IU per cangkir (237 ml), atau sekitar 15–22% dari DV (Sumber 1, 2).

Menghabiskan waktu di bawah sinar matahari adalah cara yang baik untuk mendapatkan dosis harian vitamin D. Namun, paparan sinar matahari yang cukup sulit dicapai oleh banyak orang. Mendapatkan cukup dari makanan kamu saja mungkin sulit, tetapi bukan tidak mungkin. Makanan yang tercantum dalam artikel ini adalah beberapa sumber vitamin D teratas yang tersedia. Makan banyak makanan kaya vitamin D ini adalah cara yang bagus untuk memastikan sobat kompasianer mendapatkan cukup nutrisi penting ini.

Menurut AKG rata-rata kebutuhan Vitamin D dalam tubuh kita sekitar 600-800 IU. Tapi kembali lagi ke kebutuhan individual. Adakalanya jika kandungan Vitamin D dalam darah kita rendah, kebutuhan Vitamin D bisa mencapai 5000 IU atau bahkan lebih.

Efektivitas Vitamin D terhadap Covid 19 ini masih perlu dilakukan penelitian lebih lanjut lagi. Nah, peluang nih bagi kamu para peneliti untuk meneliti lebih lanjut efek suplementasi vitamin D terhadap Covid19.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun