Mohon tunggu...
Fahrul Bagenda
Fahrul Bagenda Mohon Tunggu... Jurnalis - Jurnalis

Memberi Fakta Secara Akurat dan Terpercaya

Selanjutnya

Tutup

Halo Lokal Pilihan

PMII Cab Purwokerto, Sukses Gelar Bedah Buku Bertajuk Inovasi Pengawasan Pemilu 2024

3 Februari 2025   07:50 Diperbarui: 3 Februari 2025   07:50 32
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Purwokerto, 31 Januari 2025

Dalam rangka meningkatkan pemahaman dan kesadaran akan pentingnya pengawasan pemilu menjelang Pemilu 2025, Pengurus Cabang Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Purwokerto menyelenggarakan kegiatan bedah buku yang bertajuk "Inovasi Pengawasan PEMILU 2024" karya Ibu Lolly Suhenty, S.Sos.I. M.H. Kegiatan yang berlangsung pada hari Jumat, 31 Januari 2025 di Pendopo Sipanji Purwokerto ini menghadirkan tiga narasumber kompeten di bidangnya, yaitu Ibu Reni Zuhriyah, S.Pd.I selaku Koordivisi Humas Bawaslu Kabupaten Banyumas, Bapak Amin Latif, S.Sos selaku Koordivisi SDM, Organisasi, Pendidikan dan Pelatihan Bawaslu Kabupaten Banyumas, serta Sahabat Lutfi Makhasin, S. IP., M.A., Ph.D.

Acara yang dimulai tepat pukul 13.00 WIB.

bedah buku ini dilaksanakan yakni karena sebagai generasi muda saat ini memiliki tanggung jawab besar dalam mengawal jalannya demokrasi di negeri ini. Melalui kegiatan bedah buku ini, PMII berharap dapat memberikan pemahaman yang lebih mendalam kepada para peserta tentang pentingnya pengawasan pemilu dan bagaimana cara berpartisipasi aktif dalam proses pengawasan tersebut.

Memasuki sesi pertama, Ibu Reni Zuhriyah, S.Pd.I memberikan pemaparan komprehensif mengenai pendekatan preventif dalam pengawasan pemilu seperti yang ada dalam buku "Inovasi Pengawasan Pemilu 2024" karya Lilly Suhenty ini. Beliau menyimpulkan bahwa dalam buku ini ada bentuk potensi pelanggaran yang mungkin terjadi dalam pelaksanaan pemilu. "Berdasarkan pengalaman pengawasan pada pemilu-pemilu sebelumnya, kami menemukan bahwa banyak pelanggaran yang sebenarnya dapat dicegah jika kita memiliki sistem pengawasan yang kuat dan melibatkan partisipasi aktif dari masyarakat seperti yang dijelaskan dalam buku ini" jelasnya.

Lebih lanjut, beliau setuju dengan isi buku bahwa pendekatan preventif terbukti lebih efektif dalam mencegah terjadinya pelanggaran pemilu dibandingkan dengan tindakan represif. Menurutnya, dengan mengedepankan pencegahan, potensi pelanggaran dapat diantisipasi sejak dini sehingga tidak menimbulkan dampak yang lebih besar. "Pendekatan preventif ini sangat penting karena kita ingin memastikan bahwa seluruh tahapan pemilu berjalan sesuai dengan peraturan yang berlaku. Dengan mencegah pelanggaran, kita juga menjaga integritas pemilu dan kepercayaan masyarakat terhadap proses demokrasi," tegasnya.

Dalam paparannya, Ibu Reni juga membagikan beberapa strategi preventif yang telah berhasil diterapkan di Kabupaten Banyumas. Strategi tersebut meliputi peningkatan sosialisasi regulasi pemilu kepada seluruh pemangku kepentingan, pemberdayaan pengawas pemilu di tingkat desa, serta pengoptimalan peran media sosial sebagai sarana edukasi dan pengawasan partisipatif. "Kami telah melihat dampak positif dari implementasi strategi-strategi ini. Jumlah pelanggaran pemilu di Kabupaten Banyumas mengalami penurunan signifikan pada pemilu terakhir," ungkapnya dengan bangga.

Memasuki sesi kedua, Sahabat Lutfi Makhasin, S. IP., M.A., Ph.D. memberikan perspektif akademis mengenai pentingnya sinergi antara lembaga pengawas pemilu dengan masyarakat. Dalam presentasinya yang mendalam, beliau menekankan bahwa keberhasilan pengawasan pemilu tidak bisa hanya mengandalkan lembaga formal seperti Bawaslu. "Meskipun secara kelembagaan kita sudah memiliki BAWASLU sampai Pengawas TPS, tetapi tanpa partisipasi aktif dari masyarakat, kita tidak mungkin bisa mengawasi dengan efektif mengingat banyaknya TPS yang tersebar di seluruh wilayah," jelasnya.

Lutfi kemudian menguraikan berbagai bentuk partisipasi masyarakat yang dapat dilakukan dalam pengawasan pemilu seperti yang dijelaskan dalam buku karya Ibu Lolly Suhenty. Mulai dari pengawasan langsung di TPS, pelaporan dugaan pelanggaran, hingga peran aktif dalam sosialisasi dan edukasi pemilu kepada masyarakat luas. "Partisipasi masyarakat tidak hanya terbatas pada hari pemungutan suara saja, tetapi harus dimulai sejak tahap persiapan hingga penghitungan suara selesai," tambahnya.

Sebagai akademisi, Lutfi juga menyoroti pentingnya peran mahasiswa dalam pengawasan pemilu. Menurutnya, mahasiswa memiliki posisi strategis sebagai agen perubahan dan motor penggerak partisipasi masyarakat. "Mahasiswa dengan kemampuan literasi digital yang baik dapat membantu mengoptimalkan pengawasan berbasis teknologi. Selain itu, jaringan sosial yang dimiliki mahasiswa juga dapat dimanfaatkan untuk memperluas jangkauan sosialisasi dan edukasi pemilu," paparnya.

Memasuki sesi ketiga, Bapak Amin Latif, S.Sos memberikan pemaparan praktis mengenai strategi pencegahan kecurangan pemilu melalui sosialisasi dan pembentukan desa pengawasan. Beliau mengawali presentasinya dengan memaparkan data-data terkait efektivitas sosialisasi dalam mencegah terjadinya pelanggaran pemilu. "Berdasarkan evaluasi yang kami lakukan, desa-desa yang aktif melakukan sosialisasi pemilu memiliki tingkat pelanggaran yang jauh lebih rendah dibandingkan desa-desa yang minim sosialisasi," ungkapnya.

Amin kemudian menjelaskan konsep desa pengawasan yang telah berhasil diterapkan di beberapa wilayah dan ada dalam buku pula. Konsep ini melibatkan pemberdayaan struktur pemerintahan desa dan tokoh masyarakat dalam mengawasi seluruh tahapan pemilu di wilayahnya. "Pencegahan kecurangan di pemilu dapat dilakukan melalui berbagai upaya, salah satunya adalah dengan sosialisasi, baik itu melalui media sosial ataupun secara langsung. Selain itu, pembentukan desa pengawasan juga terbukti efektif dalam mencegah terjadinya pelanggaran pemilu," jelasnya.

Dalam paparannya, Amin juga menekankan pentingnya penggunaan media sosial sebagai sarana sosialisasi dan pengawasan pemilu. Menurutnya, di era digital seperti sekarang, media sosial memiliki peran strategis dalam menyebarluaskan informasi dan mengedukasi masyarakat tentang pentingnya pengawasan pemilu. "Kita harus mengoptimalkan penggunaan platform digital untuk menjangkau generasi muda yang merupakan pemilih mayoritas pada Pemilu 2025," tegasnya.

Setelah pemaparan dari ketiga narasumber, acara dilanjutkan dengan sesi diskusi dan tanya jawab. Para peserta yang hadir menunjukkan antusiasme yang tinggi dengan mengajukan berbagai pertanyaan kritis dan konstruktif. Beberapa pertanyaan yang mengemuka antara lain terkait strategi pengawasan di daerah rawan konflik, pemanfaatan teknologi dalam pengawasan pemilu, serta mekanisme pelaporan dugaan pelanggaran pemilu.

Menanggapi pertanyaan-pertanyaan tersebut, para narasumber memberikan jawaban yang komprehensif dan solusi praktis yang dapat diimplementasikan. Ibu Reni menekankan pentingnya pendekatan kultural dalam pengawasan di daerah rawan konflik. "Di daerah-daerah yang rawan konflik, kita tidak bisa hanya mengandalkan pendekatan formal. Diperlukan pendekatan kultural dengan melibatkan tokoh-tokoh masyarakat setempat," jelasnya.

Sementara itu, Lutfi Makhasin memberikan perspektif tentang pemanfaatan teknologi dalam pengawasan pemilu. Menurutnya, kemajuan teknologi harus dimanfaatkan secara optimal untuk meningkatkan efektivitas pengawasan. "Penggunaan aplikasi pelaporan online, media sosial, dan platform digital lainnya dapat mempermudah proses pengawasan dan pelaporan dugaan pelanggaran," paparnya.

Bapak Amin Latif melengkapi dengan penjelasan detail tentang mekanisme pelaporan dugaan pelanggaran pemilu. Beliau memaparkan prosedur standar yang harus diikuti dalam melaporkan dugaan pelanggaran, mulai dari pengumpulan bukti hingga proses tindak lanjut oleh Bawaslu. "Yang penting dalam pelaporan adalah kelengkapan bukti dan ketepatan waktu. Semakin cepat pelanggaran dilaporkan, semakin besar peluang untuk ditindaklanjuti secara efektif," tegasnya.

Kegiatan bedah buku ini tidak hanya memberikan pemahaman teoretis tentang pengawasan pemilu, tetapi juga memberikan bekal praktis bagi para peserta untuk berpartisipasi aktif dalam mengawasi jalannya pemilu. Melalui kegiatan ini, PMII Purwokerto telah menunjukkan perannya sebagai organisasi kepemudaan yang peduli terhadap kualitas demokrasi di Indonesia.

Para peserta yang hadir mengaku mendapatkan banyak manfaat dari kegiatan ini. "Saya merasa beruntung hadir dalam acara ini, setidaknya pemikiran saya lebih terbuka terhadap isu yang ada di masyarakat" ujar Umayya selaku peserta bedah buku. Mereka tidak hanya memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang pentingnya pengawasan pemilu, tetapi juga mendapatkan inspirasi untuk terlibat aktif dalam proses pengawasan. "Setelah mengikuti kegiatan ini, saya jadi lebih paham tentang bagaimana cara berpartisipasi dalam pengawasan pemilu. Informasi yang disampaikan para narasumber sangat bermanfaat dan aplikatif," ujar Nisa, salah satu peserta.

Kegiatan yang berlangsung hingga sore hari ini ditutup dengan foto bersama dan pemberian cinderamata kepada para narasumber. Para peserta berharap kegiatan serupa dapat kembali diselenggarakan di masa mendatang dengan tema-tema yang lebih spesifik terkait pengawasan pemilu. PMII Purwokerto sendiri berkomitmen untuk terus mengadakan kegiatan-kegiatan edukatif yang berkontribusi pada peningkatan kualitas demokrasi di Indonesia.

Melalui kegiatan bedah buku "Inovasi Pengawasan PEMILU 2024" ini, PMII Purwokerto telah memberikan kontribusi nyata dalam upaya meningkatkan kesadaran dan partisipasi masyarakat dalam pengawasan pemilu. Kegiatan ini juga menjadi bukti bahwa organisasi kepemudaan memiliki peran strategis dalam mewujudkan pemilu yang bersih, jujur, dan demokratis di Indonesia.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Halo Lokal Selengkapnya
Lihat Halo Lokal Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun