Mohon tunggu...
Fahrul GhaniMuhaimin
Fahrul GhaniMuhaimin Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Biologi UM

Mahasiswa Biologi Universitas Negeri Malang

Selanjutnya

Tutup

Nature

Manfaatkan Potensi Desa Lamongan, Mahasiswa KKN Tematik Biologi UM Olah Biji Pepaya dan Biji Lamtoro

28 Juni 2020   07:35 Diperbarui: 28 Juni 2020   07:51 226
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tempe Lenala (Tempe Leucaena leucocephala) merupakan produk inovasi olahan dari biji lamtoro buatan Mahasiswa Kelompok 12 KKN Tematik Biologi UM/dok.mahasiswa

Situbondo - Mahasiswa Universitas Negeri Malang (UM) tetap melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) untuk mengembangkan potensi desa di tengah pandemi Covid-19. Hal ini seperti yang dilakukan oleh kelompok 12 KKN Tematik Biologi UM di Desa Lamongan Kecamatan Arjasa Kabupaten Situbondo. Meskipun mahasiswa KKN tidak turun langsung ke desa pengabdian, kelompok 12 KKN Tematik Biologi UM tetap produktif mengembangkan potensi desa dengan membuat produk inovasi. 

Kelompok yang beranggotakan enam orang ini menemukan inovasi berupa produk olahan biji lamtoro dan biji pepaya yang masuk ke dalam program kerja KKN untuk Desa Lamongan. 

"melalui kegiatan KKN, kami melakukan inovasi untuk memberdayakan tanaman yang banyak tumbuh di sekitar rumah warga Desa Lamongan yaitu biji lamtoro dan biji pepaya," ujar Fahrul Ghani Muhaimin selaku Koordinator Desa. 

Hasil olahan tersebut berupa Cafferita (Coffe from River Tamarind), Tempe Lenala (Tempe Leucaena leucocephala), dan AMIDAYA (Abate Alami dari Biji Pepaya). Dipilihnya produk ini bertujuan untuk meningkatkan daya jual biji lamtoro dan biji pepaya yang kurang dimanfaatkan. 

"Program kerja yang kami pilih adalah program yang bisa memberdayakan tanaman yang ada di sekitar rumah warga. Disini kami melihat bahwa banyaknya tanaman lamtoro atau biasa disebut juga dengan petai cina yang tumbuh di pekarangan rumah warga namun banyak biji lamtoro yang kurang dimanfaatkan dan membuat kotor halaman rumah. Selain itu, kami melihat beberapa warga memiliki banyaknya tanaman pepaya. 

Hal ini dikarenakan beberapa warga tidak mengkonsumsi buah pepaya yang telah matang dan dibiarkan sehingga menyebabkan buah dimakan burung, biji berhamburan ke tanah dan tumbuh menjadi tanaman pepaya yang banyak. Selain itu, kondisi sekitar rumah warga yang terdapat banyak genangan air menjadi sarang berkembang biaknya nyamuk. Sehingga kami membuat inovasi abate alami dari biji pepaya untuk memutus rantai perkembang biakan nyamuk di Desa Lamongan" ujar Fahrul. 

Tempe Lenala (Tempe Leucaena leucocephala) merupakan produk inovasi olahan dari biji lamtoro buatan Mahasiswa Kelompok 12 KKN Tematik Biologi UM/dok.mahasiswa
Tempe Lenala (Tempe Leucaena leucocephala) merupakan produk inovasi olahan dari biji lamtoro buatan Mahasiswa Kelompok 12 KKN Tematik Biologi UM/dok.mahasiswa
Cara pembuatan Cafferita, Tempe Lenala dan AMIDAYA cukup mudah. Sehingga warga dapat mudah membuat dan mencari bahan yang dibutuhkan. Mahasiswa KKN Tematik Biologi UM kelompok 12 ini juga bekerja sama dengan warga setempat dalam proses produksi. 

"kopi dan tempe biji lamtoro ini memiliki kelebihan tersendiri dibandingkan produk serupa yang sudah ada di pasaran. Selain rasanya yang nikmat, kopi dan tempe biji lamtoro juga memiliki senyawa yang dapat menurunkan kadar gula bagi penderita diabetes. Lain halnya dengan abate biji pepaya yang masih minim di pasaran. Sehingga AMIDAYA mendapatkan respon yang cukup antusias," ujar Fahrul. 

AMIDAYA (Abate Alami dari Biji Pepaya) merupakan produk inovasi buatan Mahasiswa Kelompok 12 KKN Tematik Biologi UM/dok.mahasiswa
AMIDAYA (Abate Alami dari Biji Pepaya) merupakan produk inovasi buatan Mahasiswa Kelompok 12 KKN Tematik Biologi UM/dok.mahasiswa
Sementara itu, respon warga pun sangat positif mengenai Cafferita, Tempe Lenala dan AMIDAYA saat pembagian produk ini. Banyak warga yang ingin sekali mencoba untuk membuat maupun menjual produk tersebut. 

"kopi biji lamtoro memiliki rasa yang cukup pahit dibandingkan kopi biasanya tetapi memiliki aroma khas. Sehingga beliau ini mencobanya sendiri di rumah," ujar H. Zainul Muhaimin selaku perangkat Desa Lamongan. 

"Rasa tempenya enak. Saya baru mengetahui olahan tempe dari biji lamtoro. Hal ini sangat bagus karena biasanya saya hanya mengonsumsi biji lamtoro dipadukan dengan sambal. Saya tidak tahu bahwa biji lamtoro dapat diolah menjadi tempe" ujar Budiono, salah satu warga yang menerima pembagian produk. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun