Mohon tunggu...
Fahrudin Mualim
Fahrudin Mualim Mohon Tunggu... Jurnalis -

Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, sedikit kurus, penikmat kopi, dan pemerhati kehidupan.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Smart City dan Tantangan Bagi Depok

21 Maret 2016   07:01 Diperbarui: 21 Maret 2016   07:10 5
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Perkembangan teknologi memberikan kemudahan informasi untuk berbagai kalangan termasuk pemerintah. Melalui perkembangan teknologi, pemerintah bisa memanfaatkannya untuk menciptakan keamanan, ketertiban, serta kehidupan yang lebih baik. Inilah yang mendorong kota-kota, khususnya di Indonesia membuat program Smart City, salah satunya Kota Depok. Program Smart City memang menjadi salah satu program unggulan yang dicanangkan pemerintah Kota Depok.

Belum terpenuhinya seluruh kebutuhan informasi publik yang lebih cepat, tepat, dan akurat, serta untuk memudahkan dan meningkatkan jaringan komunikasi antar elemen, terutama pemerintah dengan masyarakat, membuat Pemkot Depok terus berupaya meningkatkan program Smart City, salah satunya dengan mengeluarkan Peraturan Daerah (Perda) No. 3 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Komunikasi dan Informatika. Adanya Perda ini, juga mendorong pemerintah untuk menciptakan Warnet Sehat, yang salah satu peraturannya membatasi jam buka Warnet, yaitu pukul 08.00 hingga 23.00.

Ditemui saat mengisi Workshop “Parental Control dan Tips Memblokir Konten Negatif” yang diadakan Komunitas Internet Sahabat Anak (KISA), Ketua Relawan TIK Nasional, Indriyatno Banyumurti mengungkapkan bahwa berbicara Smart City tidak hanya mengenai infrastruktur, tetapi juga terkait SDM dan kesiapan masyarakat mengenai teknologi digital. Salah satu yang harus dibangun adalah bagaimana kompetensi kapasitas dalam penggunaan internet bisa ter-upgrade. Banyumurti mengatakan, adanya pembatasan penggunaan internet, karena orang tidak mengetahui manfaat yang ada di internet, contohnya pada Usaha Kecil dan Menengah (UKM).

“Sekarang era marketing online, apakah ada upaya UKM konvensional dengan para marketing online untuk saling bekersama, itulah yang menjadi salah satu PR besar bagi Depok,” kata Banyumurti.

Lebih lanjut, menurut lelaki yang juga hobi kuliner ini, cita-cita Depok dalam program Smart City tidak akan berjalan optimal jika kapasitas building dari para masyarakat di berbagai sektor tidak dikembangkan juga. Artinya, tantangan Smart City tidak hanya masalah teknis, seperti pemblokiran atau pembatasan. Hal itu 'mungkin' perlu dilakukan, tetapi yang utama adalah pengembangan SDM.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun