Mohon tunggu...
Ahmad Fahrizal Aziz
Ahmad Fahrizal Aziz Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, Blogger

Sekretaris GPMB Kab. Blitar, blog pribadi klik www.jurnalrasa.my.id

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Potongan Sejarah Muhammadiyah di Pemakaman Karangkajen

11 Desember 2023   08:12 Diperbarui: 11 Desember 2023   08:26 373
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Makam Djazman Al Kindi, Pendiri IMM. Dok/pribadi

Potongan sejarah Muhammadiyah bisa "ditemukan" di Pemakaman Karangkajen, Brontokusuman, Mergangsan, Yogyakarta. Tepat di belakang Masjid Jami' yang juga dikelola oleh warga Muhammadiyah setempat.

Itu adalah Pemakaman Umum, bukan pemakaman milik Muhammadiyah. Meskipun banyak tokoh Muhammadiyah dari era awal hingga sekarang makamnya di tempat tersebut.

Selain makam KH. Ahmad Dahlan, bersebelahan ada makam KH. Ibrahim, KH. Hisyam, KH. AR Fachrudin, KH. Azhar Baasyir. Di sisi lain ada makam Pak Said Tuhuleley, Prof. Dr. Yunahar Ilyas, dan masih banyak lagi, terutama warga atau yang masih keturunan warga Karangkajen, dan banyak dari mereka juga adalah aktivis Muhammadiyah ataupun Aisyiyah.

Makam KH. Ahmad Dahlan, bentuk makam sama, hanya nisan yang berbeda. Dok/pri
Makam KH. Ahmad Dahlan, bentuk makam sama, hanya nisan yang berbeda. Dok/pri

Juru kunci makam, Pak Nur Samhudi menunjukkan ke kami makam dua tokoh penting: Djazman Al Kindi dan Lafran Pane. Keduanya adalah tokoh pendiri organisasi Mahasiswa.

Pak Djazman adalah pendiri Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM), organisasi otonom Muhammadiyah, dan saya salah satu yang mendapatkan "berkah" karena pernah berproses di dalamnya.

Pak Lafran Pane adalah pendiri HMI (Himpunan Mahasiswa Islam), yang juga seorang Muhammadiyah dari ranah minang.

Makam dua tokoh pergerakan tersebut berada di area yang sama, tentu ini menjadi sejarah yang menarik dikulik, terutama relasi keduanya di masa lalu.

Saat berziarah kubur, umumnya warga Muhammadiyah hanya melafalkan doa singkat secukupnya, dan selebihnya mentadabburi sosok yang dimakamkan: kisah hidup, rekam jejak, pemikiran dan hal yang bisa diteladani.

Selain agar selalu ingat mati, Aksiru Dzikro Hadrimi Ladzati, dan mempersiapkannya sebaik mungkin, agar bisa mati sebagai "sesuatu" yang bisa dinikmati amal-amalnya.

Di depan pusara Ust. Yunahar Ilyas, saya termenung agak lama, beliau telah berpulang, namun serasa masih hidup, sebab tiap kali membuka ceramah keagamaan di YouTube, keyword Ust. Yun lah yang paling sering saya putar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun