Sejak itu saya jadi pembaca setia kolom resonansi Republika, dan biasa mengecek apakah tulisan saya dimuat Koran Pendidikan, Surya, Jawa Pos hingga Kompas Kampus.
Berkunjung ke Perpustakaan menjadi aktivitas menyenangkan selain untuk keperluan meminjam buku-buku perkuliahan.
Kini Perpustakaan kampus didesain cukup menarik, instagramable, dengan quotes pada dinding-dindingnya dan furniture warna warni, juga disediakan tempat rebahan.
Sekarang perpustakaan tak hanya tempat membaca, diskusi, namun juga bisa menjadi tempat tidur siang untuk mahasiswa, meskipun itu jarang mereka lakukan.
Itu menjadi alternatif yang menarik, sebab sambil menanti jadwal kuliah siang, bisa "transit" di Perpustakaan, meskipun bisa juga mampir di kantor UKM atau Kos-kosan teman terdekat.
Apa nikmatnya?
Hingga sekarang, membaca buku tetap punya nilai tersendiri, terutama buku-buku sejarah, atau esai-esai yang ditulis generasi BM. Diah dan Rosihan Anwar. Ada banyak informasi dari buku-buku yang belum ditemukan di google.
Hal itu menjadi eksklusif dan menarik, masih banyak informasi mengejutkan yang terselip pada buku-buku tebal seperti A history of modern Indonesia, ulasan dari buku-buku Oliver Johannes Raap, hingga potongan-potongan cerita dari seri Petitie Histoire.
Di luar topik sejarah, buku lain yang "sangat ajaib" dan pernah saya baca adalah Natural Hormonal Enhancement: The Ultimate Strategy for Lifetime Youthfulness, Physique Transformation, and Super-health karya Rob Faigin versi terjemahannya.
Ada banyak informasi kesehatan dari buku tersebut yang hingga sekarang tak semudah itu ditemukan lewat google.