Buku itu terbit tahun 2010 silam, dan diterbitkan dalam Bahasa Indonesia pada 2012. Buku lama, namun saya baru mendapatkannya di sebuah bazar buku murah.
Karen Armstrong adalah nama terkenal, ia disebut sebagai altruis dan intelektual yang menyuarakan tentang kasih sayang antar pemeluk agama. Buku terkenalnya berjudul Sejarah Tuhan, A History of God.
Nama Karen sudah saya dengar sejak semester 3, seorang senior di organisasi memiliki bukunya. Namun saat itu otak saya "belum mampu" untuk mencerna karya-karya Karen.
Dalam buku Comppasion ini, Karen membagikan fakta dan pandangannya tentang agama, termasuk mengulik sekilas ajaran-ajaran tentang Compassion (belas kasih) yang dimiliki agama-agama tersebut sebagai titik temu.
Membaca buku Karen, jiwa serasa disirami air kesejukan. Lewat sejumlah fakta dan sepercik pandangan, kita diyakinkan bahwa hidup harus saling mengasihi, saling berdamai.
Bagi saya itu sebuah terapi, self healing, bahwa sebuah tulisan bisa memperbaiki cara kita berpikir yang selama ini mungkin keliru. Cara berpikir yang keliru itu menciptakan suatu penderitaan dan perasaan tidak aman.
Membaca buku jadi kebiasaan saya sejak Aliyah, sejak mulai merasakan nyamannya di ruang perpustakaan, sejak mata saya terserang miopia atau rabuh jauh yang memaksa mengenakan kacamata.
Aktivitas fisik, seperti bermain bulu tangkis, pun ikut terhenti. Ya, sebenarnya saya itu atlet bulu tangkis amatiran. Hanya saja, sejak terserang miopia, kemampuan kinestetik banyak menurun.
Saya memakai kacamata bukan karena membaca buku, sebagaimana yang diperkirakan orang. Namun mungkin karena terlalu sering berada di depan komputer.
Justru sejak mengenakan kacamata lah saya mulai memiliki aktivitas membaca buku.