Dalam menulis, orang sibuk memperkaya pengetahuan, bergelut mesra dengan bahasa, meluaskan perspektif, sudut pandang.
Ini bukan sekadar lahirnya teks, terbitnya buku, namun bagaimana melahirkan masyarakat yang sibuk berkutat dalam ilmu pengetahuan ketimbang sibuk gosipin perselingkuhan artis.
Kita bisa bandingkan misalnya, isi grup whatsapp komunitas menulis dengan grup whatsapp lain yang isinya artikel-artikel forward, kadang berisi hoax, adu domba, dan semacamnya.
Ini bukan sekadar lahirnya teks atau terbitnya buku, namun lebih pada upaya terciptanya kehidupan masyarakat yang ideal, yang jauh dari sengkarut permasalahan yang diciptakan oleh pembuat hoax dan sejenisnya.
Semua itu, diawali dari ruang kecil yang bernama komunitas menulis. Sungguh, komunitas menulis tidak hanya melahirkan penulis, namun juga melahirkan para pejuang yang menginginkan kehidupan yang lebih baik.
Blitar, 7 Maret 2021
Ahmad Fahrizal Aziz
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H