Meskipun saat ini, narasi atau pemahaman wong Blitar akan sejarahnya, tak bisa dilepaskan dari hasil kajian BHS, yang di dalamnya ada Mbah Gudel dan Bu Indah Iriani.
Itu dikarenakan, Mbah Gudel sendiri termasuk yang aktif berkeliling ke komunitas-komunitas, atau orang per orang, untuk bercerita tentang Sejarah Blitar. Tanpa pamrih.
Bisa disebut, Mbah Gudel sangat gaul dan merakyat. Asyik diajak nongkrong sambil ngopi sekadar membahas sejarah. Tidak elitis. Meskipun beliau sudah sepuh.
Karena faktor fisik yang tak muda lagi itu, tentu saja Mbah Gudel juga harus memikirkan kondisi kesehatannya.
Namun ia melakukan itu semua agar generasi muda paham akan sejarah daerahnya sendiri, dan dengan itu ada kebanggaan, rasa percaya diri yang kuat untuk terus maju.
Siapa penerusnya?
Mungkin akan sangat sulit mencari penerus Mbah Gudel, kecuali jika ada dukungan Pemerintah.
Sebab menjadi Sejarahwan Informal itu perlu perjuangan, karena tidak begitu menjanjikan secara materi.
Bahkan Bu Indah Iriani pernah menyampaikan bahwa tak jarang kajian yang dilakukan BHS menggunakan dana pribadi. Sungguh suatu perjuangan dan pengorbanan.
Maka, siapakah yang masih mau menjadi pengkaji, peneliti dan penulis sejarah, kalau begitu?