Mohon tunggu...
Ahmad Fahrizal Aziz
Ahmad Fahrizal Aziz Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, Blogger

Sekretaris GPMB Kab. Blitar, blog pribadi klik www.jurnalrasa.my.id

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Lokasastra SMANTA, Suatu Apresiasi di Bidang Seni dan Bahasa

17 Januari 2021   12:47 Diperbarui: 17 Januari 2021   13:07 364
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

SMAN 1 Talun, Kabupaten Blitar, mengadakan sebuah ajang menarik bernama Lokasatra (Lomba karya seni, bahasa dan sastra) tingkat SMP/SMA se-Blitar raya.

Lokasastra 2021 ini adalah salah satu dari rangkaian HUT SMAN 1 Talun ke-47.

Saya berkesempatan menjadi salah satu juri untuk cabang lomba pidato. Ada 3 dewan juri, Dua juri lain ternyata dari guru SMANTA. Saya mewakili juri dari luar.

Agenda ini sangat menarik, apalagi digelar oleh sebuah SMA Negeri di Kabupaten Blitar. Semacam olimpiade non akademik tingkat SMP dan SMA, yang saya lihat justru tidak diikuti oleh siswa siswi SMANTA sendiri.

Dari kontestan yang saya nilai misalnya, tidak ada perwakilan dari SMANTA, termasuk daftar juara yang diumumkan untuk kategori lainnya.

Selain pidato, yang dilombakan dalam Lokasastra ini adalah lomba menulis esai, tari kreasi, nyanyi solo, story telling, geguritan dan cipta puisi.

Menariknya lagi, ajang ini seperti memberikan ruang bagi bakat non akademik, khususnya dalam bidang seni dan bahasa. Sebagai lulusan kelas bahasa, tentu saya sangat senang ada agenda seperti ini, mengingat selama ini ruang seni dan bahasa kurang begitu diperhatikan, jika dibandingkan ilmu-ilmu eksakta.

Kebutuhan akan seni

Penulis buku Untuk Apa Seni, Prof. Bambang Sugiharto dari Universitas Parahiyangan Bandung pernah melayangkan kritik kenapa seni kerapkali dijadikan keterampilan tambahan. Nyaris mereka yang memiliki keterampilan seni, tak dianggap setara dengan mereka yang ahli di bidang eksakta.

Secara praksis hal itupun mungkin juga kita rasakan, misalnya kenapa anak pandai matematika, atau anak IPA, cenderung dianggap lebih unggul dan lebih pintar dibandingkan anak non IPA.

Bahkan sekalipun dulu saya masuk kelas bahasa, predikat siswa pintar itu masih dilekatkan pada mereka yang nilai matematikanya bagus.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun