Kehadiran internet dan sosial media yang marak 10 tahun terakhir, menghadirkan trend baru dalam dunia Jurnalistik. Misal, mulai menjamurnya media online. Media online awalnya hanya sebuah website yang diakses melalui internet, tapi kini sudah berkembang ke aplikasi. Akses yang mudah itu didukung oleh "peradaban ponsel" yang kian canggih dengan adanya fitur foto dan video dengan kualitas tinggi.
 Orang bisa dengan mudah mendokumentasikan kegiatannya. Misal sehabis liburan dari mana, sedang bekerja, sedang makan di rumah makan, sedang bertemu dengan orang penting, dll. Belum lagi kalau ada sebuah peristiwa yang dekat dengan lokasinya. Misal gunung meletus, banjir, festival kebudayaan, lomba agustusan, dll. Setiap orang bisa mendokumentasikannya dengan mudah, sekaligus share via sosial media.
Di era digital yang serba terkoneksi ini, setiap orang bisa menjadi pewarta, pengabar, dsj. Hanya memang tidak semua memenuhi kaidah, dan tidak semua orang mampu mengabarkan dengan jelas, dan utuh. Ada sebagian orang yang bisa dengan baik mengabarkan aktivitas liburannya melalui blog, dengan deskripsi dan narasi yang baik, dilengkapi dengan foto-foto. Memang gaya tulisannya lebih subyektif, alias "semau gue". Tapi intinya orang itu bisa menyampaikan informasi dengan baik.
Narsis, sekaligus informatif dan bisa jadi inspiratif. Beberapa kali saya membaca catatan orang di blog, yang dengan lincah menuliskan pengalamannya traveling diluar negeri, ada juga yang menuliskan pahit getir sebagai mahasiswa luar negeri yang hidup dari beasiswa plus kerja part time. Mereka semua bisa menuliskan tentang kehidupan pribadi dengan sangat detail. Nama jalan, nama tempat, harga tiket, kendaraan, hingga deskripsi suasana mampu dituliskan.Â
Tulisan mereka nampak hidup dan impresif karena merupakan pengalaman pribadi. Mereka menggunakan "saya" atau "aku" untuk mencurahkan suasana hatinya. Hal yang tidak mungkin kita dapati ketika membaca straight news (gaya berita konvensional). Tulisan mereka mirip news feature, namun lebih bebas. Tidak terikat kaidah, dan kadang lebih mampu membawa pembaca pada suasana perasaan yang mereka alami.
Untuk itu kemampuan dasar menulis sepertinya patut dikuasahi semua orang yang hidup dalam iklim sosmed dan internet. Agar mereka bisa lebih total menceritakan aktivitasnya, yang barangkali itu bermanfaat dan menginspirasi orang lain. Ide untuk mengabarkan kegiatan pribadi, atau disebutnya "Jurnalisme diri sendiri". Banyak blogger yang sudah melakukan itu, bahkan dengan manfaat ekonomi yang lumayan. Bahkan mereka membaginya secara lebih spesifik. Ada travel blogger, food blogger, dll.
Dari segi konten pun bisa lebih dipertanggung jawabkan, ketimbang media-media online yang tak jelas kantor redaksinya, yang penulisnya menggunakan admin. Ini sekaligus mengajak setiap orang untuk menggali sisi menarik dari diri sendiri dan sekitarnya. Karena kalau tidak menarik, untuk apa dikabarkan? Sama halnya dengan berita. (*)
Blitar, 1 Agustus 2016
A Fahrizal Aziz
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H