Nama yang menggantikannya pun sebenarnya jauh lebih senior dari Anies Baswedan. Dr. Muhadjir Effendy pernah memimpin Universitas Muhammadiyah Malang lebih dari satu dasawarsa.
UMM, dibawah kepemimpinannya memang maju pesat serta inklusif. Tidak hanya Muslim, yang non Muslim pun juga bisa kuliah disana. Nasihin Masha, Pimred Republika pernah menulis esai berjudul "dua pendekar dari Malang", yang menulis kiprah Dr. Muhadjir dalam membangun UMM dan Prof. Imam Suparyogo dalam membangun UIN Malang.
Dr. Muhadjir sendiri juga figur yang dekat dengan Prof. Malik Fadjar. Inilah yang mungkin orang jarang tahu. Malik Fadjar adalah sosok karismatik di Muhammadiyah, terutama dalam bidang Pendidikan.
Tiga kali menjadi Menteri, termasuk Menteri Pendidikan. Juga mantan rektor UMM, bahkan yang membangun UMM sampai begitu megahnya. Dan Dr. Muhadjir adalah tim, sekaligus juga bisa disebut "anak emas" dari Prof. Malik Fadjar.
Memang nama Dr. Muhadjir termasuk nama baru dan asing di jajaran kabinet, tapi figurnya tidak benar-benar baru. Apalagi jika menyebut nama besar seperti Prof. Malik Fadjar.
Sebenarnya pula, di internal Muhammadiyah nama Dr. Muhadjir banyak diperbincangkan akan menjadi Mendikbud pada 2014 silam, jika pilpres dimenangkan oleh Jokowi-JK. Karena mengingat kedekatan beberapa senior Muhammadiyah seperi Prof. Malik Fadjar dan Buya Syafii Maarif kepada PDIP, khususnya kepada Megawati dan Alm. Taufiq Kiemas.
Malik Fadjar adalah salah satu Menteri era Megawati dan Buya Syafii Maarif adalah Dewan Pertimbangan Agungnya, atau semacam Watimpres kalau sekarang ini. Sementara di era Jokowi, Malik Fadjar adalah salah satu Watimpres.
Dan Dr. Muhadjir, dalam konteks keterwakilannya dari Muhammadiyah, adalah figur yang paling terdepan dalam bidang Pendidikan untuk saat ini. Rekam jejaknya tidak lain dari kampus UMM yang merupakan salah satu kampus swasta terbaik.
Di usianya yang lebih senior dari Anies Baswedan, memang muncul optimisme lebih, tapi juga ada sisi pesimistik tersendiri.
Karena citra Anies yang begitu populis dan terkenal lincah bergaul, termasuk dengan anak-anak muda yang bergerak di bidang hiburan. Juga keluwesan Anies bergaul dengan para seniman dan sastrawan, yang membuat sukses menghantarkan Indonesia menjadi Guest of honour di FBF tahun lalu, meski dengan persiapan yang minim.
Digantinya Anies Baswedan memang sangat mengejutkan, meski figur penggantinya juga orang yang lama berkiprah di dunia Pendidikan. (*)