Budaya cut and paste tidak sesederhana mencuri gagasan orang lain, atau mengatasnamakan gagasan orang lain sebagai gagasan kita, meski kita tidak begitu memahaminya. Tapi budaya cut and paste lebih jauh bisa menghilangkan kejernihannya sebagai individu, membuat seseorang kehilangan identitas pribadinya sebagai mahluk, yang kata Al Qur’an, dituntut untuk selalu Iqra’ (membaca), Ta’kilun, Tatafakkarun (berfikir) dan sebagainya, hingga menjadi generasi Ulul Albab.
Ulul Albab, dalam terjemahan Bahasa Indonesia hanya diartikan orang-orang berfikir. Namun dalam Bahasa Inggris, Ulul Albab diartikan sebagai orang yang tercerahkan atau orang-orang yang bijaksana. Kemandekan berfikir, taqliq buta, hingga budaya cut and paste itu bisa menjadi penghambat utama peradaban.
Jika misalkan muncul sebuah isu, dan kita bersuara keras terhadapnya, coba kita merefleksi ulang. Apakah itu saya yang berbicara, ataukah identitas sosial saya? Maka sebelum melangkah lebih jauh, adakalanya kita menjawab pertanyaan sederhana ini : Siapakah diri kita?
Blitar, 14 Januari 2016
A Fahrizal Aziz
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H