Itu menimbukkan pertanyaan tentang seberapa besar efek insentif dan defisit, dan bagaimana memodelkannya untuk analisis kebijakan. Kantor Anggaran Kongres dan Komite Gabungan Perpajakan masing-masing menggunakan beberapa model yang berbeda dalam asumsi tentang bagaimana orang-orang berwawasan ke depan, bagaimana Amerika Serikat terhubung ke ekonomi global, bagaimana pinjaman pemerintah mempengaruhi investasi swasta, dan bagaimana bisnis dan individu menanggapi perubahan pajak.Â
Model yang digunakan di lembaga pemerintah lain, di lembaga think tank, dan di dunia akademis bahkan lebih bervariasi. Satu bidang konsensus adalah bahwa kebijakan yang paling pro-pertumbuhan adalah kebijakan yang meningkatkan insentif untuk bekerja, menabung, berinvestasi, dan berinovasi tanpa meningkatkan defisit jangka panjang.
Pusat Kebijakan Pajak Urban-Brookings (TPC) telah mengembangkan model ekonominya sendiri untuk menganalisis dampak ekonomi jangka panjang dari proposal pajak.Â
Dalam model TPC, persamaan bentuk tereduksi sederhana berdasarkan analisis empiris menentukan dampak kebijakan pajak terhadap penawaran tenaga kerja, tabungan, dan investasi. TPC menggunakan model ini untuk memperkirakan dampak ekonomi dan pendapatan jangka panjang dari Undang-Undang Pemotongan Pajak dan Pekerjaan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H