Mohon tunggu...
Fahrizal Muhammad
Fahrizal Muhammad Mohon Tunggu... Dosen - Faculty Member Universitas Prasetiya Mulya

Energi Satu Titik

Selanjutnya

Tutup

Hobby

Jual Buku Kiloan

23 Februari 2020   15:58 Diperbarui: 23 Februari 2020   16:04 548
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada gilirannya, cara kirim mempengaruhi cara penawaran dan kuantitas pembelian. Umumnya calon pembeli ingin agar buku dikirim dengan jasa kurir. Setelah beberapa kali pengiriman, saya mendapati satu fakta: penentuan tarif kirim ditentukan oleh berat barang dan jarak pengiriman. Nah, untuk yang pertama, tarif dihitung berdasarkan satuan kilogram. Sekali pun barang yang hendak dikirim kecil dan ringan, tetap dihitung sekilo.

EST dicetak dengan book paper. Buku mungil itu pun semakin ringan. Sebuku tidak mungkin beratnya sekilo. Pasti "rugi" kalau harus dikirim dengan tarif sekilo. Berdasarkan kesadaran ini, saya iseng. Saya timbang buku itu dengan timbangan kue (digital) yang biasa digunakan istri saya di rumah. Setelah ditimbang, ternyata berat EST hanya 77 gram. Jadi, sekilo ada tiga belas buku. Wow!

Alhamdulillah! Saya dapat ide. Agar pembeli tidak "rugi" dan saya juga bisa dapat margin agak besar, maka ketika ada yang pesan buku, saya tanyakan,"Beli sekilo aja, ya, Mbak, Mas?"

Antara percaya tidak percaya, ia bertanya,"Sekilo? Iya? Memangnya, sekilo berapa?

"Sekilo 13 buku, Mbak. Jadi, 25rb x 13".

"Oo. Begitu... Baiklah. Saya beli sekilo saja, Mas!"

Akhirnya, sejak itu saya jual Energi Satu Titik dengan cara kiloan. Alhamdulillah, tidak berapa lama ada pesanan besar. Seorang GM Pertamina membeli 5 kilo. Jadi, 65 eksemplar. Buku itu kemudian dibagikan kepada para karyawannya. Terima kasih banyak, Pak. Seorang senior yang juga aktivis sebuah partai juga membeli dua kilo untuk dibagikan kepada para kader dan koleganya. Alhamdulillah. Semoga bermanfaat.

Sejujurnya, saya tidak pernah berniat menjual buku itu dengan cara kiloan. Yang terpikirkan sejak awal, buku itu saya informasikan di ruang kelas pelatihan dan saya posting di Facebook. Kalau pun ada broadcast, paling hanya ke beberapa sahabat dan kawan lama.

Akhirnya, cara saya menjual buku dengan cara kiloan sampai juga ke telinga salah seorang senior dan mentor saya. Ketika bertemu dalam sebuah acara diskusi di bilangan Jakarta Pusat, kontan saja ia protes,"Zal, kamu sembarangan aja. Jual buku baru kok kiloan. Kayak jual koran bekas saja!"

"Iya, Mbak. Itu juga gak sengaja. Tiba-tiba aja dapat ide begitu".

"Hargailah idemu sendiri."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun