Mohon tunggu...
fahrizal mubaroq
fahrizal mubaroq Mohon Tunggu... Penulis - Lulusan Sastra Inggris

Saya Fahrizal lulusan Universitas Bina Sarana Informatika dari jurusan Sastra Inggris angkatan 19. Saya pernah magang di BUMN selama 5 bulan sebagai Copywriter, selain itu saya pernah mengikuti magang online berbasis project selama 1 bulan sebagai Copywriter dan Digital Marketing di Schoters & Erajaya. Saya suka membaca buku sejarah, bermain game, mendengarkan music, dan berolahraga ringan minimal 1x seminggu. Minat karir saya kedepannya adalah bekerja di bidang kreatif terutama E-Commerce Company/yang terkait dengan pengalaman saya sebelumnya dan juga cukup tertarik untuk terjun ke bidang recruitment.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Hubungan Dekat Singapura dengan Israel

11 Februari 2024   10:51 Diperbarui: 11 Februari 2024   10:57 158
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Singapura dan Israel telah menjalin hubungan erat sejak tahun 1965. Keterkaitan ini terbentuk tak lama setelah Singapura merdeka dari Malaysia. Sebelum membahas lebih dalam mengenai hubungan kedua negara ini, penting untuk menyoroti tokoh-tokoh yang turut memengaruhi dinamika hubungan Singapura-Israel.

Salah satu tokoh utama dalam hubungan ini adalah Goh Keng Swee. Pada tanggal 9 September 1965, hanya beberapa bulan setelah Singapura memperoleh kemerdekaannya, Lee Kuan Yew memerintahkan Goh Keng Swee untuk berkomunikasi dengan Mordechai Kidron, duta besar Israel yang bertugas di Bangkok. Dalam waktu singkat, Kidron dan perwakilan dari Mossad, lembaga intelijen Israel, tiba di Singapura untuk melakukan persiapan yang diperlukan.

Beberapa waktu kemudian, dalam sebuah wawancara, Heji Karmel mengungkapkan bahwa Goh Keng Swee menyatakan bahwa hanya Israel yang dapat memberikan bantuan kepada Singapura. Meskipun merupakan negara kecil yang dikelilingi oleh negara-negara Islam di Timur Tengah, Israel memiliki kekuatan militer yang kuat dan dinamis.

Selanjutnya, ada Mayor Jenderal Zevi, yang juga dikenal sebagai Gandhi, yang memimpin proyek militer Israel dengan Singapura. Dia berkomitmen untuk mengubah Singapura menjadi kekuatan militer terkemuka di Asia Tenggara. Salah satu strategi yang diterapkan adalah pembuatan panduan perang yang dikenal sebagai "Buku Coklat". Panduan ini, bersama dengan manual lanjutan yang disebut "Buku Biru", memberikan detail strategis tentang pertahanan dan aktivitas intelijen. Dokumen-dokumen ini diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris dan langsung diimpor dari Israel ke Singapura.

Selain itu, Israel juga terlibat dalam membantu Singapura membangun kekuatan tempur laut untuk menghadapi tantangan dari negara-negara maritim tetangga seperti Indonesia dan Malaysia.

Meskipun anggaran militer Singapura hanya sekitar $4,4 miliar, jauh lebih kecil dari Indonesia, negara tersebut memiliki industri militer yang mandiri. Singapura mampu memproduksi berbagai jenis senjata dan peralatan militer, mulai dari senjata kecil hingga artileri.

Penting untuk dicatat bahwa Israel memainkan peran penting dalam proses kemerdekaan Singapura. Kedua negara memiliki kondisi yang mirip, sebagai negara kecil yang dikelilingi oleh negara-negara dengan dinamika politik yang kompleks. Singapura, dengan populasi yang beragam secara etnis dan agama, merasakan tantangan yang serupa dengan Israel. Oleh karena itu, beberapa menyebut Singapura sebagai negara satelit Israel di Asia Tenggara.

Kesimpulannya, hubungan antara Singapura dan Israel telah mengalami perkembangan yang signifikan, terutama dalam bidang militer dan strategi. Meskipun kerjasama ini seringkali dilakukan dengan cara yang rahasia, dampaknya sangat nyata bagi kedua belah pihak.

Saya hanya menjelaskan sejarah kemerdekaan Singapura secara garis besarnya saja. Jika kalian ingin tahu lebih jauh maka sekiranya kalian dapat membaca buku berjudul "Jejak Freemason dan Zionis di Indonesia" dan "Kebangkitan Freemason di Indonesia" karna saya pun dalam menulis artikel ini dan sebelumnya yang berjudul Mustafa Kemal Attaturk -- Si Penghancur Kekhalifahan Utsmaniyah Sekaligus Bapak Perubahan Turki merujuk dari buku tersebut, selain itu banyak juga channel youtube yang mulai membahas persoalan ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun