Halo para pembaca, perkenalkan. Nama saya Fahrialdi Febrian Hendarlin, asal dari Jakarta. Saat ini, saya tengah berkuliah di Unpam Prodi Teknik Informatika. Dikarenakan adanya tugas kewarganegaraan. Maka dari itu, di sini saya menuliskan opini atau pendapat saya pribadi terkait soal kedudukan Dasawisma dalam kontribusi dari segi kewarganegaraan.
Sebelum masuk pada topiknya. Ada baiknya kita saling mengetahui, apa itu Dasawisma. Dasawisma adalah suatu kelompok kecil dari PKK (Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga) yang terdiri dari setidaknya 11 sampai 20 Kartu Keluarga yang memiliki sekitar 28 anggota dalam satu RW. Sejatinya, tugas dari Dasawisma yaitu menyampaikan informasi kepada warga yang dinaunginya, terkait program serta kebijakan pemerintah.
Kebetulan, ibu saya juga ikut partisipasi Dasawisma. Saya pribadi memperhatikan, bahwa beliau mengerjakan pendataan semacam sensus terhadap warga atau tetangga sekitar. Seperti contoh, sensus program vaksinasi, sensus warga lansia, dan sepertinya masih banyak semacamnya yang tidak saya perhatikan.Â
Namun, setelah saya mencari dan mengumpulkan data terkait Dasawisma. Kegiatan Dasawisma tidak hanya yang saya paparkan di atas. Melainkan masih banyak lagi, seperti kepengurusan kerja bakti, pengadaan lomba pengambilan jentik nyamuk, dan usaha perbaikan gizi keluarga serta KB. Yang secara garis besar, Dasawisma berperan membantu kelancaran tugas-tugas pokok dan program PKK kelurahan. Agar nantinya, diharapkan dapat terciptanya sistem kesiapan pada masyarakat terhadap masalah pendataan dan kesehatan.Â
Saya pribadi melihat fakta di atas, cukup membantu dalam urusan yang ada di tengah masyarakat. Terutama di lingkup kecil seperti kelurahan, yang di antaranya dapat menambah kegiatan dalam lingkup RT-RW agar lebih produktif, warga menjadi lebih terurus dengan adanya pendataan dan kepengurusan dari sektor kesehatan, mempererat silaturahmi dan komunikasi antar warga yang menjadi cikal-bakal terbentuknya solidaritas antar warga. Dan juga yang terakhir, dapat membantu dalam segi ekonomi, karena anggota Dasawisma juga digaji, setidaknya 500 ribu perbulan yang bisa dibilang lumayan untuk sekedar "uang jajan bocah" tiap bulannya.
Dari pemaparan saya di atas, dapat disimpulkan. Bahwasannya, kedudukan Dasawisma dalam kontribusi dari segi kependudukan dirasa cukup jelas, yang dimana artinya cukup membantu masyarakat dalam bentuk pendataan dan kepengurusan kesehatan masyarakat. Atau bisa disebut berkontribusi dari segi kewarganegaraan.Â
Saya berharap, pemerintah daerah terus berkomitmen dan berinovasi untuk mensejahterakan rakyatnya. Terutama dari segi ekonomi yang selama ini menurut saya pribadi terus menurun. Tidak lain dan tidak bukan, agar kita semua dapat menjadi negara yang dapat bersaing dengan negara lainnya seiring berjalannya waktu.
Akhir kata, saya ucapkan terimakasih telah membaca artikel ini. Semoga dapat bermanfaat bagi semua. Mohon maaf bila ada salah kata, baik dari penulisan dan pemilihan kata. Dan diharap tidak ada yang tersinggung. Sekian, terimakasih.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H