Mohon tunggu...
Fahrisa Husna
Fahrisa Husna Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi Jurnalistik di Politeknik Negeri Jakarta

Going to be a journalist:)

Selanjutnya

Tutup

Artificial intelligence

Artificial Intelligence: Si Cerdas Penuh Dampak

2 Juli 2023   15:43 Diperbarui: 2 Juli 2023   16:03 277
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pernah merasa kesulitan ketika mengerjakan suatu soal? Lalu membuka search engine Google atau Microsoft Edge untuk mencari informasi? Nah dengan mudah Google atau Microsoft Edge akan mencari informasi yang relevan. Itu merupakan contoh kecil dari kepintaran Artificial Intelligence (AI).

Sebenarnya apa itu Artificial Intellegence? Artificial Intelligence (AI) atau dalam bahasa Indonesia dapat diartikan sebagai kecerdasan buatan adalah simulasi kecerdasan manusia dalam sebuah mesin atau sistem komputer. Konsep AI sendiri pertama kali dikembangkan pada tahun 1956 oleh John McCarthy. McCarthy adalah seorang ilmuwan komputer asal Amerika Serikat. Pada tahun 1956, John McCarthy dan para peneliti lainnya mengadakan Konferensi Dartmouth dengan tujuan membahas gagasan tentang kecerdasan buatan ke dunia ilmiah. Hal tersebut membuat Konferensi Dartmouth merupakan awal perjalanan dari Artificial Intellegence.

Sistem AI sendiri mampu diaplikasikan ke dalam berbagai teknologi dan hal tersebut memungkinkan teknologi untuk mengerjakan hal yang biasanya membutuhkan kecerdasan manusia. Dapat disimpulkan, AI mampu membuat kehidupan manusia menjadi jauh lebih mudah.

Saat ini, AI telah banyak digunakan dalam berbagai aplikasi dan teknologi. Google Assistant, Siri, Cortana merupakan contoh AI yang berperan sebagai asisten virtual. Di luar dari asisten virtual, pengembangan AI saat ini mampu membuat self-drive yang memungkinkan kendaraan melaju tanpa campur tangan manusia. AI juga mampu dioperasikan dalam bidang pendidikan yaitu personalisasi pembelajaran yang mampu membantu dalam mengadaptasi pengalaman belajar untuk setiap siswa secara individual, ada pula pengelolaan dan analisis data yaitu AI dapat digunakan untuk mengelola dan menganalisis data pendidikan.

Selain dalam bidang pendidikan, AI mampu diadaptasikan dalam bidang kesehatan, ketahanan pangan, dan reformasi birokrasi. Banyak sekali bukan kemampuan yang mampu dilakukan oleh Artificial Intellegence? Namun, jangan menutup mata bahwa kecerdasan buatan juga memiliki dampak buruk dalam kehidupan.

Kecerdasan buatan tentunya membuat pekerjaan manusia di zaman ini menjadi lebih mudah. Kalimat "pekerjaan manusia" lah yang menjadi kunci. AI mampu menggantikan pekerjaan umat manusia, terdengar sedikit ngeri. Karena bisa saja di masa depan, seluruh pekerjaan di dunia ini mampu dikerjakan oleh AI. Contohnya pada saat ini, sudah banyak perusahaan yang mengimplementasi robotik dan otomatisasi ke dalam sistem kerjanya. Hal tersebut berdampak pada pemutusan kontrak para pekerja. Secara otomatis tingkat pengangguran akan lebih meningkat.

Selain itu, dampak yang mampu diciptakan dari perkembangan sistem AI adalah menurunnya keterampilan manusia. Ketergantungan kepada AI membuat manusia menjadi lebih malas. Manusia merasa semua hal bisa dipecahkan oleh kecerdasan buatan. Keterampilan yang dapat menurun misalnya berfikir secara kritis, serta keterampilan pemecahan masalah dan keterampilan yang mengandalkan pengalaman.

Oknum jahat pun mampu memanfaatkan kecerdasan AI sebagai sarana dan media dari kejahatannya. Misalnya penyebaran informasi, serangan siber, manipulasi data, manipulasi media yang meliputi suara dan visual, penipuan, serta peretasan data.

Dapat disimpulkan bahwa Artificial Intelligence (AI) secara harfiah tetaplah buatan manusia. Sesuatu yang dibuat oleh manusia, pastinya tetap memiliki kekurangan. Sudah menjadi tugas manusia yang hidup di zaman ini untuk bisa memilah mana kecerdasan buatan yang mampu membuat kehidupan jadi lebih mudah dan mana yang mampu menciptakan kerugian.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Artificial intelligence Selengkapnya
Lihat Artificial intelligence Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun