Lelah, jenuh, dan bosan adalah sisi manusiawi dari seorang manusia. Tiap-tiap manusia pasti pernah mengalaminya. Sesemangat atau semenggelora apapun manusia, pasti ada titik lelahnya. Ada fase habisnya energi atau fase hilangnya dorongan untuk melakukan sesuatu. Tentu masing-masing orang berbeda-beda pemicunya.
Pemicunya bisa dari internal maupun eksternal diri. Bisa dari lingkungan yang mulai tak seirama, sampai pada pikiran dan hati yang mulai merasa gundah gulana. Rasa tidak nyaman yang disebabkan dari berbagai hal menjadikan seseorang cenderung malas melakukan suatu hal, terlebih jika ia dipaksa, makin menjadilah dia diam tak bergerak. Sekalipun bergerak, itu adalah ejawantah atau perwujudan daripada keterpaksaan dalam dirinya.
Rehat dan menepi adalah solusi, yang disambung dengan kontemplasi. Mengingat kembali tujuan awal, mengulas kembali arah yang hendak dituju, dan mengevaluasi lagi apa-apa yang masih kurang atau tak teraih. Karena, sekalipun satu dunia memberimu semangat disaat dirimu tengah terdemotivasi, semangat itu tak ada artinya. Apalagi jika dirimu terdemotivasi secara sadar. Harus dibangkitkan secara sadar pula (dari dalam diri).
Setelah waktu rehat dirasa cukup, juga setelah kontemplasi dirasa selesai. Mulailah pelan-pelan bergerak lagi. Mulailah kembali meniti langkah-langkah kecil lagi ke arah yang semestinya dituju.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H