Mohon tunggu...
Fahri Sabililhaq
Fahri Sabililhaq Mohon Tunggu... Mahasiswa - Manusia Pemula

Hai! Aku seorang manusia pemula yang mencoba menuliskan rasa, opini, sampai keresahannya disini. Selamat membaca ya! Hehe

Selanjutnya

Tutup

Diary

Manusia yang Hidup

17 Februari 2023   21:25 Diperbarui: 17 Februari 2023   21:27 57
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Manusia. Manusia yang saat ini hidup, ternyata bisa mati sebelum ajalnya tiba. Dan, manusia yang telah sampai pada ajalnya pun ternyata masih tetap bisa hidup walau dirinya mati. Tapi, sebagai manusia yang hari ini masih menghembuskan nafas, berkedip melihat hitam putihnya dunia, peka akan suka duka peristiwa, ternyata banyak dari mereka tak semuanya benar-benar hidup. Tak semuanya benar-benar menjalani kehidupannya dengan sadar.

Ada yang mengeluh melulu, protes dan tak terima dengan kisahnya yang pilu, terkekang oleh omongan orang sekitar yang terus menyoroti segala tingkah laku, tersiksa tertekan dan bingung mau ngapain disetiap sela waktu.

Ada juga yang memilih menjadi manusia serba sempurna. Menjadikan dirinya sebagai orang lain biar disenangi. Tapi, ujungnya hanya rasa kecewa dan lelah merana. Takut dibenci, dicaci, atau takut hanya karena dipandang tak sefrekuensi. Haha, sudahilah.

Ada juga yang hidupnya selalu seru, serba ada, memiliki segalanya dan terlena didalamnya. Sampai dia mati dalam kebahagiaannya yang semu walau terlihat seru. Hati-hati.

Padahal manusia terlahir sebagai sosok yang merdeka dan berdaulat. Sebagai makhluk yang diberi hak otonom oleh Tuhannya atas dirinya sendiri untuk bebas sebebas-bebasnya menentukan jalan hidupnya, cara berpikirnya, tutur katanya, gaya dan segala tingkah lakunya tanpa takut dicemooh oleh manusia lainnya. Asal tidak menyimpang dan menyalahi kodratnya.

Hiduplah dengan semestinya, manusia. Merdekalah. 

Kau bebas memilih, namun kau juga harus ingat. Jika setiap pilihan itu ada balasan berupa konsekuensi yang akan kau tuai. Tuhan bersikap sangat fair. Membiarkan hambanya memilih dan memberikan balasan sesuai dengan pilihannya. Ya, Tuhan Maha asik. Lantas mengapa kau sebagai hambanya justru hidup dengan selalu merasa terusik? atau bahkan malah kerjaannya hanya mengusik kehidupan orang lain? Hiraukan orang lain yang menyudutkanmu dan hiraukan orang lain yang kau benci. Fokuslah ke diri sendiri.

Melihat manusia hari ini dengan segala ketidakmanusiaannya, kehilangan sifat manusiawinya, kemudian memunculkan asumsi. Jangan-jangan hari ini banyak dari manusia yang jauh dari Tuhannya, atau mungkin malah menuhankan dirinya? Menuhankan orang lain yang dianggapnya idola? Menuhankan dunia dengan gemerlap-gemerlipnya? Siapa tahu. Barangkali.

Manusia, berhenti dan kembalilah ke jalan yang lurus. Dekati Tuhanmu biar hidup jadi asik lagi. Hubungkan dirimu dengan-Nya, biar kau benar-benar hidup. Hidup yang penuh dengan hari yang seru sampai berliku bahkan mungkin beku dan membatu. Ukirlah nama baikmu, berkaryalah. Agar suatu saat nanti namamu abadi dan hidup, di atas tanah kuburmu.

Pada akhirnya, manusia hidup akan terus menemui hal baik dan hal buruk. Keduanya adalah cobaan. Kebaikan mengajari rasa syukut, keburukan mengajari rasa sabar. Keduanya mengajari makna untuk sadar, bahwa ada satu-satunya tempat yang layak untuk bersandar. Manusia terlalu lemah jika melangkah sendirian dalam meniti kehidupan. Bersandarlah pada-Nya, agar hidupmu benar-benar hidup. Jauh dari kehampaan, jauh dari ketidaktenangan dan jauh dari ketidak-ketidakan yang lainnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun