Pada kasus bulan Ramadan yang berusia 29 hari. Apabila seorang muslim berpuasa Ramadan dan Syawal, maka ia berpuasa selama (29+6=35) hari. Muncul pertanyaan seperti apa formulasinya.
    Sama halnya seperti kasus sebelumnya, pahala seorang muslim yang berpuasa Ramadan dan Syawal akan dilipat gandakan 10 kali. Artinya seorang muslim yang berpuasa 35 hari dengan komposisi 29 hari puasa Ramadan+6 hari puasa Syawal akan mendapat pahala berpuasa selama 350 hari. Seperti yang diketahui dalam 1 tahun pada kalender Hijriah terdapat 355 hari. Satu Tahun Hijriah ada 5 hari yang diharamkan untuk berpuasa, maka seorang muslim dalam 1 tahun Hijriah halal berpuasa selama 350 hari. Artinya apabila seorang muslim berpuasa Ramadan dan Syawal dengan komposisi 29 hari puasa Ramadan dan 6 hari puasa Syawal, maka akan mendapatkan pahala berpuasa selama 350 hari atau setara dengan 1 tahun Hijriah.
    Jadi, seorang muslim yang menjalankan puasa Ramadan dan dilanjutkan dengan puasa Syawal akan mendapatkan pahala puasa selama satu tahun. Misalkan bulan Ramadan berusia 29 hari, maka pahala puasa selama satu tahun yang dimaksud ialah pahala puasa satu tahun Hijriah. Sedangkan, misalkan bulan Ramadan berusia 30 hari, maka pahala puasa satu tahun yang dimaksud adalah pahala puasa satu tahun Masehi.
    Perhitungan pahala puasa Syawal melibatkan konsep matematika yaitu operasi hitung. Operasi hitung yang digunakan diantaranya adalah penjumlahan, pengurangan, dan perkalian. Pahala puasa Syawal menjadi lebih bisa diterima akal dengan menggunakan pendekatan matematika.
    Melalui penerapan matematika, umat Islam dalam memahami pahala puasa Syawal. Pada akhirnya pahala puasa Syawal dapat diterima secara rasional. Selain itu, matematika juga memiliki peran dalam ilmu tafsir. Konsep dalam matematika tidak jarang digunakan para mufasir untuk  menafsirkan sebuah hadis.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H