Mohon tunggu...
Fahri Ramdani
Fahri Ramdani Mohon Tunggu... Guru - Calon Guru Penggerak

Saya merupakan seorang yang baru belajar bermedia sosial. Pada saat ini mencoba untuk menulis yang saat sekolah masih minim kosa kata yang dapat menjadi sebuah literasi yang baik.Namun saya perlu belajar untuk mencoba di era yang baru ini untuk menaiki anak tangga.Bisa di katakan orang yang yang tidak suka menulis,menganalisis,memahami kecuali itu perlu baru mencoba untuk mengerti.Mungkin agak terlambat tapi tidak ada salahnya untuk mencoba hal baru,bersahabat dengan kompasiana,dapat memiliki literasi bacaan yang dapat di jadikan rujukan .Oleh karena nya saya mencoba untuk bergabung dalam sebuah forum tulisan yaitu kompasiana. Sebagai salah satu sumber mindset yang baru,pemikiran yang lebih tajam dan terarah untuk memberikan informasi,pengetahuan yang mungkin bisa saling berbagi. Tentu pasti juga punya banyak koneksi dan relasi yang saling mendukung untuk menyediakan media informasi yang berkualitas,jadi bahan rujukan maupun pembelajaran yang baik bagitu juga sebaliknya saya mendaptkan banyak informasi,sumber bacaan dan pnegetahuan tentang yang terjadi dan apa yang dapat kita berikan untuk negeri kita tercinta

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Koneksi antar Materi 3.1

20 Februari 2023   10:00 Diperbarui: 20 Februari 2023   10:05 71
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Filosofi KI Hadjar Dewantara dengan Pratap Triloka memiliki kaitan bahwa pemimpin dalam pengambilan keputusan harus menjadi yang utama dalam pemimpin pembelajaran. Seperti apa yang disampaikan KI hadjar dewantara bahwa dalam memimpin pembelajaran harus  menjalankan prinsip utama yaitu Ing Ngarso Sung Tulodo( Di depan memberikan contoh perilkau teladan yang baik terhadap murid). Selanjutnya Ing Madyo Mangun Karso(Guru menjadi fasilitator untuk selalu membimbing murid dalam menyelesaikan masalah secara mandiri). Terakhir  Tut Wuri Handayani (Guru mendorong kepentingan murid dan keberpihakkan murid dalam pengambilan keputusan).Ini menjadi dasar seorang pemimpin pembelajaran dalam mengambil keputusan

Pemimpin dalam proses pengambilan keputusan menyadari bahwa nilai-nilai dalam diri seperti mandiri, reflektif,kolaboratif,Inovatif dan berpihak pada murid merupakan kunci utama dalam pengambilan keputusan. Nilai -nilai tersebut dipengaruhi oleh paradigma dalam pengambilan keputusan antara kepentingan pribadi berhadapan dengan kepentingan orang banyak, Rasa keadilan dengan rasa kasihan,kebenaran lawan kesetiaan dan yang terakhir jangka pendek dengan jangka panjang. Semua paradigma ini lah yang sering terjadi dalam pengambilan keputusan. Namun ini  tentu perlu ada sebuah kesepakatan bersama dalam pengambilan keputusan.

Dalam pengambilan keputusan diperlukan sebuah identifikasi secara menyeluruh melalui proses coaching. Coaching ini merupakan salah satu cara yang efektif dalam menyelesaikan permasalahan yang terjadi. Proses Coaching antara Coach dan Coache,maka coache dapat menemukan sendiri langkah-langkah apa yang harus diambil dalam menyelesaikan  permasalahan yang terjadi.Sehingga dalam pengambilan keputusan selalu  melakukan langkah-langkah yang efektif melalui alur tirta terhadap keberpihakkan  kepada murid.

Perlu disadari keputusan yang diambil ini juga mengalami pengaruh emosional guru dalam mengelola pengambilan keputusan yang tepat dalam pemimpin pembelajaran. Pengambilan keputusan harus didasarkan pada keputusan yang bertanggung jawab dan diperlukan sebuah pengelolaan kompetensi sosial emosional seperti kesadaran diri(self awareness),pengelolaan diri(self management),kesadaran sosial(social awareness),dan keterampilan berhubungan sosial(relationship skills) sehingga dapat mengambil keputusan secara kesadaran penuh(mind fulness) bahwa setiap keputusan yang diambil memiliki konsekuensi dan tanggungjawab masing-masing.

Keputusan yang diambil oleh guru sebagai seorang pendidik tentunya mengalami dilema etika atau bujukan moral.Pendidik pada dasarnya memiliki kecenderungan karena memiliki rasa, tidak hanya sebatas fakta yang terjadi dilapangan tetapi juga harus bijak dalam mengambi sebuah keputusan. Hal itu dikembalikan kepada rasa peduli,kasihan dan keberpihakkan kepada murid.

Setelah adanya sebuah uji terhadap bukti,validasi,dan sudah disepakati secara bersama perlu kembali direnungkan, dirasakan secara mendalam, apa kah keputusan yang saya ambil ini sudah tepat. Sudah kah melalui proses dan langkah-langkah yang tepat.Namun dalam pengambilan keputusan harus di waktu yang tepat,kondisi yang sesuai yang terjadi sehingga memberikan kenyamanan kepada semua pihak tidak terkecuali murid yang lebih di utamakan. Ini juga perlu melihat kenyataan yang terjadi di lapangan.

Kondisi di lapangan biasanya  tidak bisa dibaca secara tekstual tetapi lebih kepada kontekstual yang mana memberikan tantangan tersendiri dalam pengambilan keputusan. Maka perlu sebuah keputusan yang diambil melalui langkah-langkah yang tepat terhadap dilema etika atau moral yang terjadi. Kondisi ini lah sebenarnya yang sangat menantang dalam pengambilan keputusan antara rasa keadilan dan rasa kasihan maka perlu sebuah kesepakatan bersama dalam forum musyawarah untuk mengambil keputusan. Dan tentu ini perlu di kembalikan kepada diri sendiri jika hal tersebut menimpa kepada pemimpin sebagai pengambil keputusan.

Dari beberapa penjelasan diatas bahwa dalam mengambil keputusan terhadap dilema etika dan moral perlu melakukan langkah-langkah berdasarkan 4 paradigma,3 prinsip dan 9 langkah pengambilan keputusan dan tentu ini juga harus direfleksikan keputusan tersebut berdasarkan kepada keberpihakkan pada murid,bertanggung jawab terhadap pengambilan keputusan dan yang terakhir menerima segala konsekuensi yang terjadi dalam mengambil keputusan. Saya Belajar dalam Kepemimpinan ini sangat memberikan manfaat perlu memahami ,mengerti kondisi dan melakukan langkah-langkah yang sesuai prosedur dan di refleksikan kembali pada diri sendiri.Hal ini berarti setiap ucapan,perkataan yang telah kita ucapkan perlu direnungkan,dipikirkan,di resapi secara mendalam sebelum mengambil keputusan. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun