Namun nilai dan norma hanya dapat berjalan jika ada unsur kepercayaan dalam skala populasi besar dan tanpa ada batasan jumlah. Kepercayaan terhadap sebuah imajinasi dikenal sebagai intersubjective reality.
Maka dari itu, karena konsep norma kesetaraan ini agar dapat terlaksana maka kepercayaan dalam skala populasi yang besar harus ada. Cerita mengenai pemahaman kesetaraan juga harus dapat dengan mudah dipercaya.
Perkembangan ilmu pengetahuan telah menguak beberapa fakta mengenai karakter genetik populasi di Indonesia, secara obyektif memang terdapat banyak perbedaan yang nyata.
Akan tetapi perbedaan ragawi ini hendaknya digunakan sesuai kebutuhan dan dalam limitasi ilmu pengetahuan saja, serta tidak dijadikan sebagai dasar perbedaan hak dasar manusia yang bersifat kebatinan.
Oleh karena itu, memenuhi hak dasar manusia yaitu rasa kesetaraan harus menjadi sebuah kepercayaan universal. Manusia akan menjadi manusia dengan rasa percaya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H