Tak jua harap mulai menerpa
Dalam setiap sunyi kini mengiri bagai bisik jangkrik saat hujan yang rintik
Daun mulai menangiskan air mata embun
Jika masih dalam setiap hembusan tersimpan perasaanÂ
Mengikat kuat raga jiwa dalam genggamanÂ
Rembulan
Aku mohon, Aku rintih, Aku tunduk, Aku menangis kala kau menyapaku dengam sinarmu
Serahkan diriku pada penciptamu, sampaikan doaku pada pelindungmu.
Kini pijakku mulai tak gagah, tawaku mulai mengecil, pandangku mulai terbiaskan.
Kuharap tinta pena takan pernah sina termakan usia.
Sunyiku
Kutitip rasa yang kian menderu
Mahligai rindu pada sang penakluk nafsu
Datangkanlah, temukanlah, hadirkanlah walau hanya sebatas mimpi semu.
@pelataranku yang semak dengan belukar
Karawang, 1 September 2020
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H