Mohon tunggu...
Fahrijal Nurrohman
Fahrijal Nurrohman Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hey there! I am using Kompasiana

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kenapa Umat Islam Harus Menjaga Kebersihan?

12 Oktober 2024   14:07 Diperbarui: 12 Oktober 2024   14:11 17
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Air merupakan salah satu faktor penting dalam kehidupan manusia. Sebagian besar kehidupan manusia sangat bergantung kepada air. Mulai dari mencuci, memasak, mengepel dan bahkan untuk minum. Menurut beberapa sumber, manusia tidak akan bisa hidup tanpa air lebih dari tiga hari. Dari sini kita semua bisa mengetahui bahwa air memiliki peran yang sangat penting bagi keberlangsungan kehidupan makhluk hidup, terutama manusia. 

Banyaknya penebangan dan penggundulan hutan secara liar mengakibatkan berkurangnya sumber air yang tersimpan dalam tanah. Ditambah dengan pencemaran sungai-sungai yang terjadi di kota-kota besar yang menambah permasalahan sulitnya menemukan air bersih. Tentu ini harus menjadi perhatian khusus bagi seluruh umat manusia, terutama bagi kita umat Islam untuk senantiasa menjaga ketersediaan dan keberlangsungan air. Mengapa demikian?

Islam sebagai agama yang rahmatan lil'alamin sudah memberikan pedoman dan rambu-rambu dalam menjalani kehidupan di dunia. Salah satu hal yang sangat diperhatikan dalam Islam adalah perihal kebersihan. Ada banyak sekali ayat-ayat yang Al-Qur'an yang membahas perihal kebersihan. Salah satunya tercantum dalam QS. Al-M'idah [5]:6, Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

Artinya: Wahai orang-orang yang beriman, apabila kamu berdiri hendak melaksanakan salat, maka basuhlah wajahmu dan tanganmu sampai ke siku serta usaplah kepalamu dan (basuh) kedua kakimu sampai kedua mata kaki. Jika kamu dalam keadaan junub, mandilah. Jika kamu sakit,) dalam perjalanan, kembali dari tempat buang air (kakus), atau menyentuh) perempuan, lalu tidak memperoleh air, bertayamumlah dengan debu yang baik (suci); usaplah wajahmu dan tanganmu dengan (debu) itu. Allah tidak ingin menjadikan bagimu sedikit pun kesulitan, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu agar kamu bersyukur.

Dalam ayat tersebut, kita diperintahkan oleh Allah untuk bersuci -- berwudlu jika dalam keadaan hadas kecil dan mandi besar ketika dalam keadaan hadas besar-- terlebih dahulu ketika akan melaksanakan ibadah shalat. Dan media yang paling tepat untuk digunakan sebagai media bersuci dari hadas kecil dan hadas besar adalah air. Adapun ketika seseorang tidak menemukan air, maka diperbolehkan diganti dengan tayammum dengan debu sebagai media bersucinya. Dalam kitab Matan Ghayah Taqrib karya Syekh Abi Syuja', dijelaskan ada tujuh macam pembagian air yang boleh digunakan untuk bersuci:

:

Artinya: Adapun air yang boleh digunakan untuk bersuci ada tujuh macam, yaitu: air langit (air hujan), air laut, air sungai, air sumur, air sumber, air salju dan air barad.

Bukan tanpa alasan mengapa Islam memberikan perhatian yang sangat serius terhadap kebersihan. Ada banyak sekali hikmah yang bisa diambil dari pensyariatan bersuci bagi umat Islam. Syekh Ali Ahmad Al-Jurjani, salah seorang ulama' terkemuka di Al-Azhar Mesir menyatakan dalam kitabnya Hikmatut Tasyri' wa Falsafatuhu berkata, "Sesungguhnya syari'at yang agung telah mewajibkan wudlu dan mandi supaya manusia bersih dari kotoran ketika melaksanakan ibadah fardlu. Hikmah lainnya adalah sesungguhnya para malaikat di tiap-tiap waktu shalat tidak suka melihat orang shalat yang kotor pakaiannya dan tidak enak bau badannya". Pernyataan Syekh Ali Ahmad Al-Jurjani ini menyiratkan bahwa sebagai seorang muslim kita juga harus mempunyai sifat peka (jawa: ngrumangsani) terhadap orang lain. Memang benar kita harus berpenampilan yang sederhana dan tidak menampakkan kesombongan, namun jangan sampai hal ini malah membuat orang-orang yang berada di sekitar kita menjadi risih. Berpenampilanlah sesuai dengan adat dan kebiasaan yang berlaku dengan lingkungan sekitar.

Syekh Ali Ahmad Al-Jurjani juga menambahkan bahwa, "membasuh anggota badan dengan air dapat memunculkan semangat dan menghilangkan rasa malas, sehingga manusia melaksanakan ibadah fardlu dengan semangat. Dan ketika rasa semangat itu berada dalam hati dengan kondisi nyaman, maka dia akan melaksanakan amalnya dengan tulus". Dengan begitu, juga hikmah dari bersuci dan menjaga kebersihan adalah menjadikan diri semangat untuk melaksanakan amal-amal kebaikan. Diriwayatkan dari Abi Hurairah bahwa Nabi Muhammad SAW bersabda:

) (

Artinya: "Setan mengikat tengkuk kepala seseorang dari kalian saat dia tidur dengan tiga tali ikatan dan syaitan mengikatkannya sedemikian rupa sehingga setiap ikatan diletakkan pada tempatnya lalu (dikatakan) kamu akan melewati malam yang sangat panjang maka tidurlah dengan nyenyak. Jika dia bangun dan mengingat Allah maka lepaslah satu tali ikatan. Jika kemudian dia berwudlu' maka lepaslah tali yang lainnya dan bila ia mendirikan shalat lepaslah seluruh tali ikatan dan pada pagi harinya ia akan merasakan semangat dan kesegaran yang menenteramkan jiwa. Namun bila dia tidak melakukan seperti itu, maka pagi harinya jiwanya merasa tidak segar dan menjadi malas beraktifitas."

Dari sini bisa disimpulkan bahwa ada banyak sekali hikmah yang kita ambil dari perintah untuk senantiasa menjaga kebersihan yang telah disyariatkan oleh Allah SWT. Pertanyaannya sekarang, apakah umat Islam sudah mempraktekkan betul apa yang sudah disampaikan oleh Allah SWT dan Rasul-Nya dalam Al-Qur'an dan Hadis? Apakah pondok pesantren kita sudah terbebas dari penyakit scabies (jawa: gudiken)? Apakah sungai dan laut kita sudah terbebas dari sampah dan pencemaran limbah? Mari kita mulai merenung.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun