Mohon tunggu...
Fahrijal Nurrohman
Fahrijal Nurrohman Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hey there! I am using Kompasiana

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Tekstualisme dan Normativisme Dalam Pandangan Islam

20 Desember 2022   14:46 Diperbarui: 20 Desember 2022   14:53 613
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Selasa, 20 Desember 2022

Agama di zaman sekarang dituntut untuk bisa menjadi jalan keluar bagi seluruh problem yang terus berkembang ini

Tekstualitas dan Kontekstualitas

Tekstualitas: upaya mengetahui makna hukum al-qur'an dan hadits berdasarkan teksnya saja. Hal ini boleh berlaku hanya jika berkaitan dengan akidah dan syariat, seperti sholat 5 waktu, dsb

Kontekstualitas: upaya mengetahui makna hukum dalam al-qur'an maupun hadits berdasarkan asbabun nuzul dan asbabul wurud. Seperti muamalah, dsb. Jika hanya menggunakan tekstualitas bisa membuat perpecahan dalam umat, karena teks tidak dimaknai dengan kontekstualitas (Kyai Ma'ruf Amin)

Normativitas dan Historivitas 

Pendekatan untuk memahami agama dengan memahaninya bahwa agama bersifat kaku dan dogmatis (Normativisme) 

Menurut M. Amin Abdullah, kedua pendekatan itu (normatif dan historis) saling berkaitan sebagaimana uang koin

Harun Nasution, ada 2 ajaran:

1. Ajaran absolut (normatif tekstual) 

2. Ajaran relatif (historis kontekstual) 

Harun Nasution, mempunyai beberapa pendapat

1. Dalam dunia akademis, kesakralan teks harus dikesampingkan

2. Tidak adanya pembukuan hadits sampai abad ke 3 H, Harun Nasution menganggap bahwa hadits itu tidak murni dari Nabi. 

Mukti Ali, berpendapat

"Syekh Ar-Raniry termasuk ulama skriptualis, dan menurutnya salah satu ciri teroris adalah skriptualis" 

*****

Islam adalah peradaban teks. Peradaban ada 4: 

1. Peradaban Mitos, tidak mempunyai fakta dan tidak membawa kemajuan. Namun sebenarnya mitos mampu membangun peradaban manusia. Contohnya adalah piramida yang merupakan makam fir'aun yang diawetkan. Mereka berkeyakinan bahwa mayat yang masih utuh dan awet bisa dibangkitkan saat hari kiamat nanti. Hal ini melahirkan ilmu sains

2. Peradaban Akal, para filosof yunani seperti plato, aristoteles dan sebagaimananya. Thales berpendapat, "Alam diciptakan dari air". Hal ini juga terdapat dalam al-qur'an

3. Peradaban Islam, peradaban yang berdasarkan teks. Yaitu teks Al-Qur'an dan Hadits. Peradaban tulis pada saat ini menjadikan Islam sebagai agama sanad, sehingga setiap pendapat harus berdasarkan rujukan. Walaupun pemahaman berdasarkan rasio, teks tidak bisa dilepaskan sebagai pijakan. Filsafat Islam tidak dilepaskan dari pengaruh Al-Qur'an dan Hadits. Contohnya adalah teori emanasi. 

4. Peradaban Modern, seolah-olah merujuk pada yunani kuno. Namun sebenarnya mereka merujuk pada peradaban Islam. Kemajuan eropa tidak lepas dari kontribusi lembaga pendidikan di Spanyol, Andalusia. Pada peradaban ini, manusia mengembangkan pengetahuan dalam bidang teknologi. 

Napoleon adalah orang yang pertama kali mengeskplor piramid dan mati dalam piramid. Hal itu disebut laknatul fir'aun

Agama itu berbicara tentang norma alias nilai. Agama tidak bisa dilepaskan dari moralitas, namun dalam sains murni ada teori yang mengesampingkan norma

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun