Perempuan itu segera berbalik badan untuk kemudian berjalan pulang. Sebelum meninggalkan warung, perempuan itu menyapa Ali
"Mari, Ali"
Tentu saja Ali yang mendengar itu kaget. Ali yang tidak tahu siapa perempuan itu tiba-tiba saja dia disapa olehnya. Siapa lagi perempuan yang dia temui ini. Belum sempat Ali menjawab sapaan itu, perempuan itu sudah berjalan agak jauh.
"Ini mas kopinya", ibu pemilik warung menyerahkan kopi kepada Ali.
"Terima kasih buk"
"Sampean kenal sama perempuan tadi mas?", Ibu itu bertanya karena melihat Ali yang kebingungan. "Sepertinya pemuda ini tidak mengenali perempuan itu", begitulah kira-kira batin ibu pemilik warung.
"Saya tidak mengenalnya buk. Ibu kenal sama perempuan tadi?"
Sambil tolah toleh apakah ada orang lain atau tidak, ibu mendekat dan mencoba berbisik kepada Ali
"Ibu kenal sama dia. Dia adalah anak orang tidak jelas. Bapaknya dulu itu suka mabuk dan judi di pasar. Ibunya dulu juga sering mendapatkan kekerasan dari bapaknya. Akhirnya lima tahun lalu ibunya meninggal, dan bapaknya dipenjara karena kasus pencurian. Sekarang dia hanya tinggal dengan neneknya", Ibu itu mengakhiri ceritanya.
Ali yang mendengar cerita itu hanya manggut-manggut. Cerita seperti sudah sering dia baca dan dengar. Malah ada yang lebih parah dari cerita ibu tadi. Tapi ada satu hal yang dia tidak faham. Bagaimana perempuan itu tahu namanya.
"Sampean benar-benar tidak tahu namanya?", Ibu pemilik warung itu memastikan sekali lagi. Yang ditanyai hanya menggelengkan kepala.