Istilah ini muncul pada tahun 1697, yang mana pada tahun-tahun sebelumnya orang-orang percaya bahwa angsa itu pasti berwarna putih. Kemudian suatu ketika datanglah penjelajah dari Belanda yang menemukan suatu fenomena yang mencengangkan pada waktu itu bahwa mereka menemukan angsa yang berwarna hitum di barat benua Australia.
Seiring berkembangnya zaman, istilah ini digunakan juga untuk melihat fenomena pada kehidupan sehari-hari. Adalah kita tidak bisa menjadikan ilmu pengetahuan masa lalu sebagai suatu patokan untuk memprediksi masa depan. Karena ilmu yang kita dapatkan pada masa lalu belum tentu benar seiring berjalannya waktu. Dan memang masa depan tidak bisa kita prediksi kebenarannya.
Contohnya, Seekor ayam setiap hari diberi makan oleh majikannya hingga 1000 hari. Si ayam merasa hidupnya akan baik-baik saja karena setiap hari gizinya terpenuhi. Hingga pada hari ke 1001, sang majikan memutuskan untuk menyembelih ayam itu sebagai hidangan makan malam. Bagi sang ayam, peristiwa menyembelih dirinya ini adalah angsa hitam karena dia tidak pernah memprekdisikannya sebelumnya. Dan tentu akan mengguncang hidupnya.
Ada baiknya seseorang selalu memprediksi hal-hal kecil yang belum pernah terpikirkan sebelumnya agar dia tidak kaget jika tiba-tiba sang angsa hitam muncul
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H