Mohon tunggu...
Fakhri Ali
Fakhri Ali Mohon Tunggu... Politisi - Global Citizen - Survivor - Learner - Your Man

Catatan kecil yang memiliki arti besar. Menulis adalah terapi kehidupan, selain juga riwayat yg dirasa perlu terarsipkan. Namanya juga catatan •Ini semua hanya catatan, jika ada kesamaan nama, tempat, ataupun cerita, tentu hanya kebetulan semata. Sungguh tidak ada kesengajaan•

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Wahai Puan

19 Juni 2019   06:03 Diperbarui: 11 Juli 2022   03:18 98
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Hei Puan,

Yang sudah membuatku jatuh hati,

Yang membuatku banyak berpikir dan belajar mengerti,

Yang menjadikan doaku terus terpanjat, dan hatiku berharap;

Tentang kini, esok, dan jutaan hari nanti.

Puan,

Terima kasih sudah pernah mengenggam jemariku,

Membuatku percaya bahwa akan kau jaga dengan baik cinta dari hatiku.

Terima kasih sudah pernah memeluk aku dengan hangat,

Membuatku merasa jadi lelakimu yang hebat.

Terima kasih sudah pernah mengecupku dengan halus,

Membuatku berpikir bahwa menjagamu adalah sesuatu yang harus.

Puan,

Sejak awal aku sadar bahwa langkah perjalanan kita tak mudah,

Tapi sejak itu pula kau yakinkan bahwa kita tak boleh menyerah,

Seolah kita takkan pernah terpisah.

Puan,

Akhirnya kita usai juga,

Kau pilih sudahi semua,

Yang kemarin kita yakini dan percayai,

Menjelma ragu hari ini.

Mungkin kata 'selamanya' hanyalah ada di kamus bahasa,

Atau hubungan kita yang tak pernah berikan ruang padanya,

Apapun itu, nyatanya 'selamanya' itu tak pernah ada bagi kita.

Puan,

Bisakah kau mengalah sekali ini,

Tetaplah tinggal disini, disisi,

Mempertahankan rasa sampai kita semua berakhir di dunia ini?

Betapaku merasa telah berjuang, dan sedikit berkorban,

Bukan aku ingin kau hargai itu semua,

Apalagi berharap kau melakukan hal yang sama,

Tapi bisakah jangan kau sepelekan, jangan kau remehkan, dan jangan kau kecilkan, apalagi kau tiadakan?

Puan, 

Jika kita memang tak bisa dipersatukan,

Bolehkah ku meninggalkan pesan?

Hargailah lelaki yang telah berusaha,

Karena berusaha tak semudah bicara.

*NB: Dibuat usai kawal Sang Puan berjam-jam keliling hunting bahan dan berakhir di tempat yg kami datangi diawal. Selalu happy membersamai orang yg punya target dan etos sama tingginya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun