Mohon tunggu...
Fahri Dwi Ananta
Fahri Dwi Ananta Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Politik UI

Memiliki ketertarikan terhadap isu sosial-masyarakat.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Menjelajahi Dinamika Israel - Palestina Menggunakan Teori Orientalism

4 April 2024   14:15 Diperbarui: 4 April 2024   14:15 149
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam konteks Orientalisme Edward Said, upaya perdamaian antara Israel dan Palestina dapat dianalisis sebagai hasil dari interaksi yang kompleks antara Barat dan Timur Tengah. Orientalisme, sebagai kerangka pemikiran yang memandang Timur Tengah dari perspektif Barat yang kolonial dan paternalistik, telah memengaruhi cara Barat memahami dan menanggapi konflik Israel-Palestina.

Pertama, Orientalisme membentuk citra stereotip tentang orang Palestina sebagai "lain" yang eksotis, agresif, atau bahkan teroris, sementara Israel sering kali dilihat sebagai bangsa modern di Timur Tengah. Pandangan ini memperkuat dominasi politik, ekonomi, dan budaya Israel atas Palestina, serta memberikan legitimasi bagi tindakan-tindakan represif Israel terhadap rakyat Palestina, seperti penjajahan wilayah dan pembangunan permukiman.

Kedua, Orientalisme mempengaruhi peran mediator Barat dalam upaya perdamaian. Negara-negara Barat, terutama Amerika Serikat, sering kali berperan sebagai mediator dalam negosiasi antara Israel dan Palestina. Namun, pandangan Orientalis mereka terhadap konflik seringkali mencerminkan bias pro-Israel, yang dapat menghambat upaya untuk mencapai kesepakatan yang adil dan berkelanjutan.

Ketiga, Orientalisme mempengaruhi pandangan masyarakat internasional terhadap konflik Israel-Palestina. Media Barat sering kali memperkuat stereotip dan narasi Orientalis tentang konflik tersebut, yang dapat mempengaruhi opini publik dan kebijakan luar negeri negara-negara Barat terhadap Israel dan Palestina.

Dengan demikian, dalam menganalisis upaya perdamaian antara Israel dan Palestina, kita perlu mempertimbangkan peran Orientalisme dalam membentuk persepsi, sikap, dan kebijakan Barat terhadap konflik tersebut. Mengatasi orientalisme ini dapat menjadi langkah penting dalam menciptakan lingkungan yang kondusif untuk dialog, pengertian, dan perdamaian yang berkelanjutan di wilayah tersebut.

Kesimpulan:

Tujuh puluh lima tahun sejak Al Nakba, perjuangan Palestina tetap menjadi bukti ketahanan dan perlawanan terhadap dominasi kolonial. Saat Israel terus melakukan kampanye pendudukan dan pengusiran, warisan Nakba masih berlanjut, memicu perlawanan dan gerakan solidaritas di seluruh dunia. Dengan memeriksa kerangka Orientalis dan memperkuat narasi Palestina, kita dapat menghadapi ketidakadilan yang dipelihara oleh kekuatan kolonial dan berusaha menuju masa depan yang didasarkan pada keadilan, kesetaraan, dan perdamaian bagi semua.

Daftar Pustaka

Apa itu Peristiwa Nakba dan Artinya bagi Palestina? (2022, May 13). CNN Indonesia. Retrieved April 4, 2024, from https://www.cnnindonesia.com/internasional/20220512141040-120-795941/apa-itu-peristiwa-nakba-dan-artinya-bagi-palestina

Palestine Daily. (2012, Oktober 28). Edward Said on Orientalism. YouTube. Retrieved April
4, 2024, from https://youtu.be/fVC8EYd_Z_g?si=MkGkkpM-Re35JvNp. 

Perang Gaza-Israel: Sejarah konflik berkepanjangan yang berlangsung puluhan tahun. (2023, October 24). BBC. Retrieved April 4, 2024, from https://www.bbc.com/indonesia/articles/cjr0pz20z7po

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun