Mohon tunggu...
Fahri Danu Aji
Fahri Danu Aji Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa UIN Walisongo Semarang

Mahasiswa Ilmu Politik Fisip UIN Walisongo Semarang

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Produksi Kopi di Dusun Indrokilo Menjadi Salah Satu Penghasilan Terbesar Penduduk Dusun Indrokilo

9 Agustus 2022   23:07 Diperbarui: 10 Agustus 2022   00:29 543
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

20/07/2022, Dusun Indrokilo terletak di Desa Lerep, Kecamatan Ungaran Barat, Kabupaten Semarang. Dimana 98% dari masyarakat dusun Indrokilo pada umumnya adalah pelaku usaha kopi, baik yang dikelola secara mandiri maupun bagi hasil bersama Perhutani. Kopi yang di hasilkan rata-rata jenis robusta. 

Namun, melimpahnya stok kopi karena banyaknya hasil panen biji kopi dan banyaknya perkebunan kopi tidak membuat semua masyarakat dapat mengolah kopi tersebut sesuai standar yang ada di pasar dan belum menjangkau pemasaran yang luas dari segi lokasi dan segmentasi konsumennya.

"Rendahnya pengetahuan masyarakat dusun Indrokilo tentang budidaya tanaman kopi menyebabkan masyarakat tidak dapat mengembangkan lahan perkebunan kopi yang berkualitas tinggi dengan masa panen yang tetap. Kondisi tersebut menyebabkan masyarakat tidak memperoleh hasil yang tinggi dari budidaya kopi yang mereka lakukan", jelas Bapak Gito, salah satu petani kopi di dusun Indrokilo.

Terlebih lagi dengan melihat aktivitas budidaya tanaman kopi yang sudah dilakukan selama bertahun-tahun, memberikan potensi sendiri bagi masyarakat untuk mengembangkan perekonomiannya dengan melakukan budidaya perkebunan kopi yang lebih baik, ditunjang dengan kesadaran masyarakat untuk meningkatkan kondisi perekonomiannya yang ditunjukkan lewat antusiasme untuk mengikuti pembinaan dan pelatihan di masa mendatang.

"Pendapatan kopi para petani yang ada di Indrokilo ini kurang lebih mencapai 60 ton per tahun, sudah di jual keberbagai daerah. Hanya saja konsumen tidak tau bahwa kopi tersebut adalah hasil panen dari Indrokilo. Saya sedang berusaha memasarkan kopi asli dari Indrokilo dengan nama Pandu Kopi" ucap Bapak Gito.

Seiring berjalannya zaman, para petani di dusun Indrokilo sedikit demi sedikit sudah mulai memiliki kreativitas dalam pengolahan kopi. Pada umumnya masyarakat desa mengolah kopi hanya dengan di cara sangrai menggunakan kreweng (wajan yang terbuat dari tanah liat), Bapak Gito bersama petani kopi lain yang ada di dusun Indrokilo sudah menggunakan proses pengolahan kopi secara modern yaitu dengan  menggunakan mesin rosting kopi.

Kendala yang dialami oleh para petani kopi di dusun Indrokilo saat ini yaitu pada pemasaran produk. Karena dusun indrokilo berada pada ketinggian 700 M diatas permukaan air laut. 

Sehingga sulit untuk menjangkau internet, jaringan internet yang kurang memadai dan minimnya minat para pemuda untuk bekerja di dusun yang lebih memilih bekerja di kota menjadi kendala yang belum teratasi sampai sekarang. Dengan keadaan tersebut yang menyebabkan sulitnya mengenalkan produk kopi dari Indrokilo ke seleuruh Indonesia.

Intan Permata Sari - Mahasiswa KKN MIT DR Ke-14 UIN Walisongo Semarang

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun