Petani kolang kaling di Dusun Indrokilo bisa dikatakan cukup banyak. Salah satunya warga yang bernama Mudawamah, ibu anak 1 sekaligus anak petani kolang kaling 30 tahun yang ditemui di rumahnya di Dusun Indrokilo, Lerep, Kecanatan Ungaran Barat, Kabupaten Semarang, Minggu (03/07/2022).
Pohon aren di Dusun Indrokilo, Lerep, Kecamatan Ungaran Barat, Kabupaten Semarang dimanfaatkan warga untuk memproduksi bermacam-macam bahan olahan untuk di konsumsi. Selain diambil nira atau sarinya yang dapat digunakan sebagai bahan membuat gula aren, pohon aren juga diambil buahnya untuk diolah dan dijadikan campuran minuman yang dinamakan sirup kolang kaling.
Mengolah buah kolang kaling, agar siap dikonsumsi harus melalui proses panjang. Dari pemilihan buah hingga mengolahnya, Bakal buah harus berusia sekitar satu sampai satu setengah tahun untuk siap panen. Kalau kurang dari satu tahun, biji buah masih terlalu muda dan jika lebih dari satu setengah tahun biji buah akan menjadi terlalu keras.
Ibu Mudawamah menjelaskan bagaimana proses mengupas kolang kaling yang siap jual karena butuh ketelatenan untuk membuka dan mencukil kolang kaling agar tidak hancur.
"Tiap hari saya bisa ngupas kolang kaling 10-20 ceting (keranjang kecil terbuat dari plastik) itu karena saya sambil ngasuh anak. Kalau tidak disambil ngasuh anak ya bisa dapat lebih banyak", tegas Ibu Mudawamah sambil ngupas kolang kaling.
Untuk mengolah kolang kaling agar siap dikonsumsi, kita dapat merendamnya menggunakan air bersih selama 1-2 jam. Namun jika kolang kaling mengeluarkan bau asam, kolang kaling cukup direndam menggunakan air bekas cucian beras, kemudian dibilas menggunakan air bersih.Â
Setelah dirasa bersih, rebus kolang kaling dalam air mendidih dengan mencampurkan daun pandan atau kayu manis agar tekstur kolang kaling lebih empuk dan wangi. Setelah kolang kaling matang dan empuk, kemudian campur di olahan minuman yang sesuai lalu bisa langsung dikonsumsi.
Aini Fitriyah - Mahasiswa KKN MIT DR Ke-14 UIN Walisongo Semarang
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H